"Sebagai subjek eksperimen, kamu tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan."
•
Di depan pintu gerbang SMA yang megah, sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan Milky telah dimulai. Hatinya penuh harap dan penasaran, menghadapi dunia sekol...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ark 1: Tragedi di kota Runville
Bagian 7: Ingatan masa lalu (Last)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~∆~
Aku terdiam di sudut terpencil tempat penangkaran, kehilangan harapan dan keyakinan. Mendadak, Elsa mendekat ke arahku dengan langkah perlahan, dan dengan suara yang patah-patah, dia berkata, "Milky, tolong, kembalilah kepada kami. Kita akan menghadapi semua ini bersama. Menjadi seorang pahlawan adalah impianmu, bukan? Kamu pernah menyuarakannya dengan semangat, jadi di mana semangat itu sekarang?" Aku melihat air mata mengalir di wajahnya, menumpahkan semua kesedihan dan kehancurannya.
Bersama mata biru kelam yang mencerminkan penderitaanku, aku menatap Elsa dan menjawab dengan suara lirih. "Kenapa kamu masih mau berteman denganku, Sa?" Tanyaanku terdengar ketus, mencoba melindungi diriku dari lebih banyak penderitaan.
Elsa tidak ragu-ragu dalam menjawab, suaranya bergetar. "Karena aku sangat mencintaimu, Milky!!" Ia menangis, ucapanya menghantam jiwaku seperti badai petir. Aku terdiam, membiarkan kata-kata sedihnya merasuki pikiranku.
Aku menjadi pahlawan? Lelucon macam apa ini. Aku merasa bahwa dalam keadaanku yang sekarang, aku tidak cocok untuk menjadi pahlawan. Keraguan itu merayap dalam diriku, merasuki hati ini yang sudah terluka.
Sejak kecil, aku memang tidak pernah mencintai siapa pun, bahkan aku tidak tahu bagaimana caranya mencintai orang lain. Aku tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya mencintai seseorang. Rasanya hal itu jauh dari keberadaanku, seperti sesuatu yang asing dan tak akan pernah terjangkau.
Setelah sesaat, aku berbicara dengan hati-hati. "Ibuku adalah Sang Pencipta. Elena, itulah namanya. Dia adalah ilmuwan sinting yang menganggap dirinya sebagai Sang Pencipta, yang menyebabkan kalian semua menderita. Aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan melakukan ini terhadap kita. Aku sendiri telah menderita sejak lahir, dan aku tidak ingin membagikan penderitaan itu kepada kalian. Itulah mengapa aku menyetujui tawarannya untuk menjadi subjek eksperimen utama, agar dia berhenti melakukan semua eksperimen kejam pada kalian."