Ark 1: Tragedi di kota Runville
Bagian 2: Aturan
~∆~
Sesak napas dan tubuhku yang terluka, masih belum pulih dari serangan sebelumnya. Aku berusaha untuk mengatur napasku saat Russel, salah satu pembully yang paling besar dan kejam, mendekatiku dengan niat yang jelas, ingin melanjutkan penyiksaan dan menghancurkan semangat jiwaku.
Dia meludahi tanah, tersenyum sinis, dan berkata dengan nada mengejek. "Apa kau pikir, kamu bisa melawanku, Milky? Kamu hanya seorang pengecut yang tidak memiliki apa-apa," ucapnya, dengan tatapan yang penuh intimidasi.
Amarah membara di dalam belenggu kesabaran yang kupegang erat, tetapi aku memaksakan diriku untuk tetap tenang, tidak membiarkan kata-kata kasarnya menguasai diriku. Aku tahu jika aku terpancing, aku akan menjadi mangsa empuk dalam permainannya.
Namun, tanpa sedikit pun peringatan, tiba-tiba Russel menyerang dengan kekasaran yang membludak, meninju wajah dan perut secara membabi buta.
Rasa sakit menusuk tubuhku, tetapi saat itulah api yang telah terpendam di dalam diriku, menyala dengan keras. Aku tidak bisa membiarkan diriku menjadi korban lagi. Aku harus berdiri dengan tegak dan melawan, setelah apa yang mereka lakukan kepada Ameena.
"Argh!" Russel berteriak.
Dengan tekad yang sangat kuat, aku mendorong Russel ke dinding dengan sekuat tenaga jiwa yang masih tersisa, dalam tubuhku yang lemah ini. Kejutan itu membuat Russel kaget dan aku tidak membuang waktu. Aku memukuli perutnya berkali-kali, membalas semua penderitaan yang telah dia berikan kepadaku, dan korban bullying lainnya.
Rasa sakit yang menusuk dan amarah yang membara, tumbuh menjadi kekuatan yang tidak terduga di dalam diriku. Ketika mataku menatap Tony yang berdiri di belakang Barry, ada peluang yang terbentang di hadapanku.
Dengan sigap, aku mengambil sebuah tas di dekatku dan melemparkannya dengan penuh kekuatan ke arah Tony. Tas tersebut menghantam wajah Tony dengan keras, membuyarkan perhatian Barry dari kejadian di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimasakti - Dark Beggining Of All
Science Fiction"Sebagai subjek eksperimen, kamu tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan." • Di depan pintu gerbang SMA yang megah, sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan Milky telah dimulai. Hatinya penuh harap dan penasaran, menghadapi dunia sekol...