"Sebagai subjek eksperimen, kamu tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan."
•
Di depan pintu gerbang SMA yang megah, sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan Milky telah dimulai. Hatinya penuh harap dan penasaran, menghadapi dunia sekol...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ark 1: Tragedi di kota Runville
Bagian 7: Ingatan masa lalu (part 3)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~∆~
Aku kini terperangkap di dalam suatu tempat penjara yang begitu suram dan menyedihkan. Di sana, aku bertemu dengan sejumlah anak lain yang otak mereka telah direkayasa secara keji. Rasa bersalah menyelimuti hatiku saat menyaksikan mereka terjebak dalam takdir yang tidak adil. Aku merasa bertanggung jawab atas nasib mereka, merasa bersalah atas kejahatan yang telah ibuku lakukan terhadap mereka. Namun, mengapa aku harus menanggung semua ini seorang diri?
Tiba-tiba, sekelompok anak datang dan mulai membully diriku. Mereka mencemoohku, merendahkan diriku karena dianggap sangat lemah dan tidak berdaya. Namun, dengan keahlian bertarung yang telah kupertajam selama mengalami pelatihan militer, aku mampu dengan mudah mengatasi para pembully itu. Tetapi, keadaan ini membuatku merasa bertentangan dengan jati diriku. Aku bukanlah seorang penjahat. Tapi dalam situasi ini, aku terpaksa menggunakan kekuatan fisik untuk membela diriku.
"Sialan, kau!" kata anak itu.
"Kakak!" teriak salah satunya.
"Kamu sudah berani menganiaya adik perempuanku, apa kamu sudah gila!?"
Aku menjawab dengan lirih. "Maaf."
Setelah kejadian itu, aku dibawa oleh beberapa petugas ke sebuah ruangan penelitian. Di sana, aku melihat seorang anak perempuan kecil yang sedang meringkuk di dalam inkubator. Hatiku tersayat saat melihatnya, merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku alami. Aku bertemu dengan ibuku di sana dan tanpa berkata apa pun, aku menatapnya dengan ekspresi campuran antara rasa kebingungan, sakit hati, dan amarah.
Aku sudah tidak dapat menahan pertanyaanku lebih lama lagi. "Siapa anak ini?" tanyaku, suaraku ragu, namun penuh dengan keingintahuan.
Ibuku menjawab dengan nada dingin. "Ah, dia adalah salah satu dari sepuluh unit Geocypes, yaitu mutasi atau evolusi lanjutan dari Geomycete, yang kami peroleh dari sampel tubuhmu, Nak. Aku mengambil sedikit darahmu ketika kamu masih bayi dan darah itu memberiku benih Geomycete, disertai dengan tanda-tanda suatu entitas yang misterius. Sayangnya, entitas tersebut segera menghilang ketika aku mencoba untuk mempelajarinya lebih lanjut."
