•••
Dengan langkah yang lebih hati-hati, Milky mengikuti Claren saat mereka memasuki kuil Dragongift yang megah. Bangunan itu mempesona dengan patung-patung dan ukiran-ukiran yang memenuhi dinding-dindingnya. Milky terpesona melihat keindahan dan detail yang sempurna dari aksara-aksara aneh yang terpahat dengan sangat baik.
Claren menghentikan langkahnya sejenak, lalu menatap Milky dengan penuh keyakinan. "Ini adalah kuil Dragongift. Mayoritas para Ziyorish menganut ajaran Dragongift. Tetapi, tidak denganku." Claren memandang Milky lalu menyentuh bahunya. "Kita memiliki keyakinan yang sama, Milky."
Milky melihat Claren di sampingnya. "Kamu seperti kurcaci," kata Milky dengan jujur, seraya melihat Claren yang rendah, tetapi berani menyentuh bahu Milky yang memiliki badan tinggi.
Claren membentak, "Kurang ajar!"
"Aku masih remaja dan sangat tinggi."
"Apakah kau mau ribut?" tanya Claren.
Milky menjawab dengan nada mantap, merasa puas dengan perdebatan yang sedang terjadi. "Kita sedang berada di sebuah kuil, jadi jangan berkata kasar."
Claren mendengus kesal, namun segera menyusul dengan senyuman terpaksa merekah di wajahnya. Milky melihat urat-urat kecil di dahi Claren, bersama dengan tatapan tajam yang ditujukan ke arahnya. "Baiklah, maaf." Milky tidak ingin mendapatkan hukuman karena sudah membuat Claren menjadi kesal.
"Tapi, bagaimana kamu tahu bahwa aku ini seorang muslim?" tanya Milky.
Claren tersenyum sambil menyenggol bahu Milky. "Semua data mengenai dirimu telah tersimpan di dalam basis data. Sebagai sesama pekerja dengan level Agen, kita memiliki akses untuk melihat informasi rahasia mengenai apa pun." Ia mengedipkan mata dengan ceria. "Namun, tujuan kita datang ke sini bukanlah untuk mengganggu ibadah para pengikut Dragongift. Kita harus pergi ke belakang kuil, di sana ada seorang penempa pedang Upper Human Tingkat Unique yang memiliki keahlian menempa pedang terbaik, lo!"
"Upper Human? Tingkat Unique? Apa maksudnya semua itu? Aku merasa semakin gila dengan semua istilah Upper Human dan Highest Human ini. Tolong jelaskan, apa itu sebenarnya?" tanya Milky dengan rasa penasaran yang kian memuncak, namun juga rasa kesal yang sedikit terasa. "Sekali lagi, a-aku bertanya ... apa itu sebenarnya?"
Claren tertawa dan menjawab dengan nada mengejek. "Waktunya belum tepat bagimu untuk mengetahui semuanya."
"Selain itu kau bilang lo?" tanya Milky.
"Formal dan baku, ya," protes Claren.
"Apa maksudmu?" tanya Milky kembali.
"Kata 'lo' juga bisa dimaksudkan untuk kata menyatakan heran, terperanjat, dan sebagainya," jelas Claren. "Apa kau sudah mengerti dengan semua info ini, wahai kamu lelaki yang sangat formal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimasakti - Dark Beggining Of All
Science Fiction"Sebagai subjek eksperimen, kamu tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan." • Di depan pintu gerbang SMA yang megah, sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan Milky telah dimulai. Hatinya penuh harap dan penasaran, menghadapi dunia sekol...