CHAPTER 2 - KUIL

8.1K 695 16
                                    


UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya?? Aku excited banget soalnya udh lama ga bikin fantasy huhu

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx








Love,DyahUtamixx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luna mengerang pelan dan perlahan membuka kedua mata. Desisan kecil keluar dari bibir ketika merasakan rasa nyeri di kepala serta beberapa area tubuhnya. Semula dia tidak menyadari dengan sekeliling, karena sibuk dengan rasa sakit di tubuhnya, namun ketika telinganya mendengar suara gemerisik daun yang tertiup angin disusul lolongan hewan yang berasal dari kejauhan, barulah dia sadar dimana dirinya berada.

Kepalanya bergerak ke kiri lalu kanan selama beberapa kali, dan seketika kepanikan menghantam dirinya begitu saja. Kegelapan. dimana-mana hanya ada kegelapan. Tidak ada cahaya lampu, kasur, TV, lemari, atau barang lainnya yang dia kenal mengisi kamar tidurnya, justru yang ada hanyalah kekosongan serta dinding-dinding yang terbuat dari bebatuan. "Dimana ini?"

Kemudian dia perlahan bangkit berdiri, menepuk gaun merah marunnya yang kotor, lalu dengan kaki gemetar, dia mencoba untuk mengambil beberapa langkah, namun kakinya yang lemas dan gemetar tidak mampu menopang tubuh sehingga dia kembali terduduk di atas permukaan seperti bebatuan yang menjadi pijakan tanah tempat asing dimana dirinya berada. Luna menghela keras dan mencoba untuk berpikir jernih, mengulang kronologi kejadian yang terjadi hingga membuat dirinya berakhir seperti ini.

Cermin ... Cahaya ... Telepon ... Percakapannya dengan Lucy ... Lalu yang terakhir ... Luna terkesiap dan memperhatikan tubuh sendiri. Apa dia terhisap dan masuk ke dalam cermin yang memancarkan cahaya itu? Tapi bagaimana bisa? Hal tidak masuk akal apa yang terjadi pada dirinya? Luna menyugar rambut cokelat gelap panjangnya dengan gusar.

Sejujurnya dia ingin menganggap yang terjadi pada dirinya saat ini hanya mimpi semata, tapi rasanya sangat konyol jika menganggap ini mimpi, karena rasanya terlalu nyata untuk sebuah mimpi yang akan mudah terlupakan. Dia bisa merasakan benda yang disentuhnya, rasa sakit kepala yang dirasakannya, bahkan dia bisa merasakan degup jantungnya sendiri saat dirinya meletakkan telapak tangan di atas dada dimana jantungnya berada. Menandakan bahwa semua yang terjadi adalah nyata.

Luna tidak mengerti bagaimana dan kenapa kejadian aneh ini bisa terjadi padanya? Untuk kedua kalinya dia bangkit berdiri, kakinya yang masih menggunakan sepatu heels tinggi, gemetar dengan begitu hebat. Matanya mencoba untuk memindai di tengah kegelapan, namun tidak ada yang bisa dilihatnya selain kegelapan pekat mengerikan, walaupun matanya sudah menyesuaikan dengan keadaan, Luna tetap tidak bisa meli-ponselnya! Seketika dia teringat akan benda pipih canggih yang saat itu sedang dirinya genggam saat masuk ke dalam cermin. Jika benda itu berada di tangan, pasti ponselnya juga tidak sengaja terbawa dalam 'perjalanan'nya ke tempat asing ini.

Dengan pemikiran positif itu, Luna buru-buru mencari ponsel yang akan menjadi satu-satunya sumber cahaya saat ini. Tangannya meraba permukaan tempat dirinya berpijak, mencari disekitar area dimana dirinya berada. Dengan hanya mengandalkan tangan, dia mencari dan terus mencari hingga telapak tangannya menyentuh sebuah benda pipih yang sangat dikenalnya. Luna berteriak gembira karena usaha untuk mencari satu-satunya benda yang dikenalnya serta menjadi penyelamatnya telah berhasil. Luna kembali berdiri dan memeriksa keadaan ponsel miliknya. Helaan lega meluncur keluar dari bibir saat menyadari kalau benda pipih nan canggih tersebut tidak mengalami kerusakan, kemudian setelah itu dia membuka kunci ponsel dengan sidik jari lalu memeriksa jaringan, sambil berharap kalau dia sedang mengkhayal dan mabuk hingga tidak sengaja pergi ke tempat terbengkalai, sehingga sinyal yang diharapkannya ada, namun dia harus menelan pil pahit karena bar sinyal hilang, status yang tertera di layar adalah no signal, menunjukkan bahwa tempat dimana dirinya berada tidak memiliki sinyal telepon sama sekali.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang