CHAPTER 23 - DECLARATION

5.7K 541 42
                                    

UPDATE!

Ayo semua merapat! siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer atau lewat Karyakarsaku 😄😄

Ketertarikan yang dia rasakan bukan soal ketertarikan antara wanita dengan pria yang baru ditemui, melainkan ketertarikan mengenai identitas pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketertarikan yang dia rasakan bukan soal ketertarikan antara wanita dengan pria yang baru ditemui, melainkan ketertarikan mengenai identitas pria itu. Entah kenapa melihat wajah Grand Duke Veniam dari jauh sukses membuatnya tidak bisa mengalihkan mati dari sosok Sang Grand Duke. Ada rasa familiar yang Luna rasakan di dalam dirinya mengenai sosok pria berkuasa nomor dua di kekaisaran Vasilos. Luna memperhatikan fitur pria tersebut dengan lebih teliti ketika jarak diantaranya dengan objek rasa penasarannya semakin berkurang. Rambut yang dia terlihat dari jauh berwarna gelap, ternyata berwarna cokelat gelap sepertinya dan ditata dengan sempurna, lalu manik hijau yang begitu indah, bibir merah merona, rahang yang tegas, tubuh tinggi yang kokoh nan tegap.

Wajah Sang Grand Duke yang terlihat ramah, berbanding terbalik dengan wajah Alkrevas yang arogan, namun begitu entah kenapa Luna bisa mendeteksi kekosongan di manik hijau yang indah itu, menandakan bahwa keramahan yang ditunjukkan hanyalah sebuah topeng kamuflase untuk menyembunyikan ekspresi dan emosi yang sebenarnya. Melihat itu semua, Luna sadar bahwa seperti Alkrevas, dia juga harus bersikap waspada pada Sang Grand Duke. Bagaimanapun juga Grand Duke Veniam masih memiliki darah keluarga kekaisaran.

Luna memperhatikan lebih dekat medali yang menghiasi bagian dada kiri seragam militer Sang Grand Duke, kemudian dia menyadari sebuah lencana regiment tersemat di sash putih yang sepertinya melambangkan pasukan wilayah Veniam berupa dua buah pedang yang saling menyilang, dan di tengah persilangan tersebut terdapat ukiran burung seperti burung phoenix, dan di sekeliling terdapat ukiran indah yang rumit dengan bagian atas dihiasi sebuah ukiran mirip mahkota. Sekilas Luna melihat lambang yang sama seperti di lencana menghiasi blue cape yang dikenakan oleh pria itu, menandakan bahwa pemikirannya adalah benar, lencana yang dilihatnya adalah lambang dari pasukan Veniam Grand Duchy. Sekilas Luna memperhatikan lambang kekaisaran Vasilos yang menghiasi dinding aula tepat di atas kuri tahta sebelum kembali menatap kedua pria yang menjadi tujuannya.

Sesampainya di dekat kedua pria tersebut, Luna menghapus semua perasaan dan pemikiran yang mendominasi diri. "Akhirnya, calon permaisuriku telah kembali." Itu adalah kalimat pertama yang dikatakan oleh Alkrevas ketika Luna tiba di sisi pria itu. Dengan senyum manis, dia membungkukkan badan untuk memberi sapa, kemudian membiarkan Alkrevas menarik tubuhnya ke sisi pria itu. Luna menggigit bibir bawah saat merasakan tangan kaisar psikopat mengelilingi pinggangnya posesif, dan rasanya dia ingin mencaci maki Alkrevas ketika pria itu dengan berani mengecup pipi serta ceruk lehernya. Apa-apaan pria itu? Bersikap mesra di depan umum? Luna menatap tajam Alkrevas dan melihat pria itu tersenyum puas.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang