CHAPTER 10 - GELANG PENERJEMAH

8.3K 729 30
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat!! siapa yang udha nunggu chapter ini? mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Luna mengerang pelan dan perlahan membuka kedua kelopak mata yang terasa begitu berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna mengerang pelan dan perlahan membuka kedua kelopak mata yang terasa begitu berat. Semula dia tidak mengerti apa yang terjadi, karena ingatan belum datang menghampirinya dan masih kosong begitu saja. Senyum merekah di bibirnya karena dia merasa tubuhnya berbaring di tempat yang begitu empuk dan lembut, kemudian dia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, merasakan seluruh otot tubuhnya nyeri tiap kali dia berusaha bergerak. Dahinya mengerut samar dan matanya mengerjap bingung. Kenapa tubuhnya terasa seperti habis ditabrak mobil? Dan serius, dia pernah mengalami itu saat masih muda dahulu. Tentu saja itu akibat dari kecerobohannya yang tidak memastikan kendaraan lewat, dan main menerobos lampu penyebrangan begitu saja. Luna membuka mulut hendak memanggil Miranka, namun tersadar kalau dia berada di dunia lain, yaitu dunia supernatural bernama Khthon. Luna mengangkat tangan dan memijat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Sekelilingnya begitu gelap gulita, dan membuatnya tak dapat melihat jelas.

Dia menarik napas panjang dan kembali memejamkan mata, kemudian satu persatu ingatan mulai kembali datang menghampirinya. Morgena, Giana, kematian Gregory, kesedihan Giana, pembantaian, dan terakhir yang terjadi ... Luna terkesiap dan spontanitas bangkit duduk, melupakan rasa skait di sekujur tubuhnya. Tangannya langsung terangkat menyentuh pelipis yang dia ingat terluka akibat kaisar psikopat itu dan juga lehernya yang digigit, tapi tidak menemukan apapun disana. Mulus. bersih. tidak ada bekas luka atau rasa sakit. Apa dia sudah mati? Tanya Luna dalam hati, lalu saat dia mencubit tangannya sendiri untuk memastikan apakah dia sudah mati atau masih hidup, dia merasakan rasa sakit, yang menandakan bahwa dia masihlah hidup. Kemudian dia meraba sekitarnya, yang ternyata sebuah ranjang dengan kasur serta bantal-bantal begitu empuk berlapis seprai berbahan sutra dan selimut tebal yang lembut tengah menutupi tubuh polosnya. Mata Luna membulat, polos? Dia menunduk dan memeriksa tubuhnya sendiri dengan panik.

Dia polos tanpa pakaian! Dasar pria sialan! Luna mengumpat dalam hati. Pria itu tidak hanya melukai dirinya, sekarang juga menelanjanginya! Pria macam apa yang melakukan hal tersebut pada seoarang wanita? Terlebih lagi pada wanita yang pria itu klaim sebagai 'belahan jiwa'.

Luna mendengus pelan. Jika dia benar adalah soulmate pria itu, kenapa pria itu berani menyakiti dirinya? Dan tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun. Luna merinding mengingat kejadian semalam, dan apa-apaan mantra sihir yang pria itu bisikkan? Pria itu sungguh pengecut, membuatnya tertidur menggunakan sihir. Luna mencengkram selimut dengan begitu kuat. Kemudian dia sadar mengapa sekelilingnya gelap gulita, karena tirai berbahan tebal yang mengelilingi ranjang, menutupi cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Luna menyibakkan selimut dan hendak membuka tirai, namun tirai ranjang sudah terlebih dahulu disibak dan pria yang saat ini baginya adalah musuh, muncul di depannya dengan penampilan yang berbeda dengan kemarin.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang