CHAPTER 35.5 - HUTAN SUCI (Pt. 2)

3.4K 397 55
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

"Membantuku pulang? Apa maksudmu Giana?" tanya Luna dengan ekspresi bingung yang jelas tercetak di wajah cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Membantuku pulang? Apa maksudmu Giana?" tanya Luna dengan ekspresi bingung yang jelas tercetak di wajah cantiknya. Dahinya mengerut dalam melihat Giana yang sedang menatap dirinya dengan tatapan kasihan. Luna membelalakkan mata saat lilitan akar yang ada di kedua tangan dan kakinya menguat. "Giana?" ulang Luna dengan tidak percaya, seolah apa yang baru saja didengarnya hanyalah halusinasi. "Aku sungguh tidak mengerti. Aku sudah katakana padamu bahwa aku-" Luna terkesiap saat tiba-tiba Giana mendekat dan mencengkram dagunya kuat, lalu menarik wajahnya mendekat. Luna menahan napas saat melihat pancaran amarah di manik hijau milik Giana sebelum hilang dalam sekejap, tergantikan dengan tatapan sendu. "Gia—"

"Aku sungguh kasihan padamu." Ungkap Giana pelan, memotong ucapan Luna dengan begitu cepat. Mata Luna mengerjap dan dia mendesis saat merasakan kuku-kuku wanita itu menancap di kulit pipinya. "Apa yang telah Kaisar itu lakukan padamu hingga kau ketakutan seperti ini? Aku tahu kau memilih untuk tetap disini karena pria mengerikan itu mengancammu bukan?"

"Tidak aku ..."

"Shh ..." Giana tersenyum dan menyentuh helai rambut Luna yang lembut dan indah karena perawatan para pelayan istana. "Tenang saja Luna, aku akan menolongmu. Malam ini. Aku akan membawamu kembali ke portal, dan kau bisa pulang ke duniamu berasal. Aku hanya berharap kau tidak akan pernah melupakan usaha dan pengorbananku." Lalu Giana menjauhkan wajahnya dari wajah Luna, menarik jemarinya yang mencengkram Luna sebelum melangkah menjauh. Manik hijaunya memperhatikan dengan seksama keadaan kamar tidur Kaisar yang menjadi tempat Luna beristirahat sebelum tersenyum sinis. "apa kau tidak sadar kalau saat ini kau sedang dikurung dalam sangkar yang mewah?" tanya Giana seraya berjalan ke meja kecil dimana sebuah vas bunga dengan bunga yang indah berada. Tangannya terangkat menyentuh kelopak bunga yang kuncup dan dengan kekuatannya, kelopak bunga yang kuncup tersebut perlahan menjadi mekar. "semua yang dikatakannya hanyalah alibi, untuk membuatmu tetap berada disini dan tidak pergi, dan sebelum satu bulan berakhir, dia akan mencari cara untuk mengikatmu disini selamanya."

Luna merasakan jantungnya berdegup cepat. Ucapan Giana memang tidak sepenuhnya salah, tapi itu sudah bagian dari kesepakatannya dengan Alkrevas. pria itu akan berusaha membuatnya tetap tinggal disini, mencoba untuk memilih dunia ini daripada dunia dimana dia berasal. Luna sudah mempertimbangkan semua hal, tapi pilihannya ini memiliki resiko paling kecil dibandingkan harus lebih jauh melibatkan Giana, apalagi setelah dia mendengar kalau Giana sudah menjadi target Kekaisaran, karena bekerja sama dengan penyihir hitam yang notabennya adalah hal terlarang, suatu hal yang sama sekali Luna tidak ketahui sebelum berbicara dengan Alkrevas. dia meneguk ludah dan menunduk, memperhatikan lilitan akar di pergelangan kakinya dan menghela keras sebelum mengangkat kepala lagi dan memutuskan bertanya, "sebenarnya apa yang kau inginkan?" entah kenapa bibirnya mengeluarkan pertanyaan tersebut dari sekian banyaknya pertanyaan yang ada di dalam kepala.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang