CHAPTER 32 - 'BANTUAN' GIANA

4.9K 438 41
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Tidak butuh waktu lama bagi Luna untuk menunggu pertemuan Alkrevas dengan Grand Duke Veniam, karena setelah dia menunggu sekitar sepuluh menit, Sigmund mendatanginya dan berkata bahwa Baginda Kaisar sudah menunggu kehadiran dirinya di dalam ruang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh waktu lama bagi Luna untuk menunggu pertemuan Alkrevas dengan Grand Duke Veniam, karena setelah dia menunggu sekitar sepuluh menit, Sigmund mendatanginya dan berkata bahwa Baginda Kaisar sudah menunggu kehadiran dirinya di dalam ruang kerja pria itu. Luna bernapas lega dan perlahan bangkit berdiri, dia meminta Judith menunggu dirinya sebelum berjalan mengikuti Sigmund. Sesampainya di depan kantor Kaisar, Luna berpapasan dengan Grand Duke Veniam yang sedang berbicara dengan Beta Zennon serta Gamma Thymos dan dari ekspresi ketiga pria tersebut, Luna menebak ada sesuatu yang sedang terjadi hingga membuat ekspresi ketiga pria tersebut penuh akan ketegangan.

Mendengar langkah kakinya, ketiga pria tersebut menoleh ke arahnya dan membungkukkan badan hormat memberinya salam yang dibalas oleh Luna dengan ramah. "Apa anda ingin menemui Yang Mulia, Nona Loena?" tanya Gamma Thymos dengan senyum kecil. Luna menganggukkan kepala dan mengalihkan tatapannya dari Gamma Thymos ke arah Grand Duke Veniam, karena merasakan tatapan pria itu yang begitu intens dan lekat menatap dirinya. Luna menatap pria itu bingung. "Sebaiknya anda segera ke dalam Nona, Yang Mulia pasti sudah menunggu anda di dalam." Suara Gamma Thymos menyadarkan Luna dari kebingungannya dan dia menganggukkan kepala. Setelah memberikan salam untuk terakhir kalinya, Luna melangkah memasuki ruangan didampingi oleh Sigmund.

"Yang Mulia, Nona Loena, sudah tiba." Sigmund berkata seraya membungkuk dan melangkah keluar ruangan. Luna menarik napas ketika melihat Alkrevas duduk di kursi kerja dengan serius. Di tangan pria itu terdapat sebuah berkas dokumen dan saat Luna melirik sisi kanan meja, dia melihat tumpukan berkas dokumen lainnya. Sama seperti pagi tadi saat sarapan, penampilan pria itu tidak berubah masih terlihat sempurna. Hanya saja pria itu telah menanggalkan Coatnya dan yang ada hanyalah waistcoat abu dengan kemeja hitam yang lengannya digulung hingga ke siku. Luna membungkukkan badan seraya membentangkan rok dressnya lalu menggumamkan salam untuk Sang Kaisar, dan dia berani bersumpah kalau matanya melihat pria itu sedang tersenyum geli.

Alkrevas meletakkan kertas dokumen yang ada di tangan ke atas meja dan menyenderkan tubuhnya di senderan kursi seraya melipat kedua tangan di atas dada. Manik cokelat pria itu memperhatikan Luna secara menyeluruh sebelum bertanya, "ada keperluan apa datang menemuiku? Tidak biasanya kau berinisiatif datang." Alkrevas memberikan tanda [ada Zyne yang berdiri di sudut ruangan untuk melangkah keluar, memberikan mereka privasi. Saat Sang butler pergi meninggalkan mereka berdua, Alkrevas kembali berkata, "dan kau tidak perlu bersikap formal lagi padaku, tidak ada orang lain selain kita berdua."

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang