LAST CHAPTER - EMPTY ROOM WITH MIRROR

5.9K 473 61
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Setelah keamanan terbentuk di sekelilingnya oleh ksatria Veniam, Philip langsung diarahkan oleh komandan ksatrianya-Atlas, menuju benteng perbatasan. Disana dia langsung mendapat perawatan dari para healer untuk memastikan keadaan dirinya dalam keadaan stabil, setelah itu dia langsung memberikan penjelasan singkat mengenai apa yang terjadi di ibukota dan bagaimana diirnya bisa sampai diluar perbatasan. "Itukah sebabnya para Goblin berubah menjadi lebih agresif? Karena kehadiran anda?" tanya Atlas dengan dahi yang mengerut samar.

Philip menggelengkan kepala dan menjelaskan bahwa sejak dia datang dengan teleportasi milik Alkrevas, perubahan pada Goblin sudah terlihat jelas, dan saat Philip melawan mereka secara langsung, dia sadar betapa berat tugas Alkrevas ketika pria itu berada di perbatasan. Mereka terus berdiskusi sampai terdengar suara keributan dari luar ruangan komando yang ada di dalam benteng perbatasan. Tidak lama kemudian, pintu menjeblak terbuka, dan ajudannya-Jaxon, muncul dengan wajah lega sekaligus bingung. Philip meminum air dari botol yang diberikan oleh salah satu ksatria dan menatap terhibur ajudannya yang sibuk mengatur napas.

"Yang Mulia Duke? Bagaimana bisa ...? Ibukota ..." Atlas menatap Jaxon dengan tatapan iba dan menepuk punggung pria itu pelan sambil memerintahkan Jaxon untuk menenangkan diri dahulu sebelum berbicara. Jaxon meneguk ludah, menarik napas panjang dan menegakkan tubuh seraya meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, kemudian dia menatap Philip dengan tatapan penasaran. "Anda tahu betapa khawatirnya saya setelah mendapat pesan satu arah dari anda."

Philip kemudian teringat dengan kejadian beberapa hari lalu dan langsung meletakkan botol yang ada di tangannya ke atas meja. "Kau tidak mengirim adikku, bukan?"

"Tidak, nona Luna begitu cerdik karena menyadari bahwa itu bukan surat yang dikirim oleh Beta Zennon. Bagaimana keadaan Royal Beta?"

"Apa maksudmu keadaan Royal Beta?" tanya Philip siaga, karena dia tidak mendapatkan info apapun dari informan yang berangkat bersama rombongan Beta Zennon.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang