CHAPTER 39 - KEKECEWAAN (Pt. 1)

4.1K 400 18
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

 Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit yang kejinggaan mulai berangsur gelap, matahari berganti menjadi bulan beserta bintang, lampu-lampu berasal dari batu sihir mulai dinyalakan, menandakan bahwa waktu sudah beranjak malam. Philip yang baru saja tiba di istana kekaisaran langsung menatap langit dan mengumpat dengan pelan. Dia terus menyalahkan pihak Menara sihir yang terus menghalangi dirinya untuk menggunakan sihir teleportasi jarak jauh terlebih lagi langsung ke istana kekaisaran tanpa ada pemberitahuan dengan terus membatalkan sihir yang akan dipergunakannya, beruntung Jaxon adalah ajudan yang kompeten dan pintar dalam bernegosiasi, jadi disaat dirinya mengejar waktu dan panik memikirkan keadaan Luna, pria itu dapat membujuk pihak menara sihir untuk memberikan izin penggunaan teleportasi jarak jauh.

Disaat seperti ini, Philip menyesal tidak terlahir sebagai seorang penyihir, ataupun berbakat dalam sihir, jika saja dia berada dianatara kedua itu, maka dia dapat membuta lingkaran sihir teleportasi rahasia tanpa harus diketahui oleh pihak Menara sihir.

Dia berlari dengan cepat memasuki istana kekaisaran. Walaupun matahari terbenam telah lewat, dia berharap kalau dirinya tidak terlambat untuk menyelamatkan Luna. Philip kembali mengutuk Menara sihir dan berjanji akan membuat perhitungan jika masalah yang ada di hadapannya telah selesai. Saat ini yang dia prioritaskan hanyalah menyelamatkan adiknya dari tradisi yang begitu rendah dan biadab. Adiknya hanyalah makhluk mortal yang bahkan belum lama datang ke dunia ini, tapi sudah dihadapkan pada situasi yang akan membuat wanita itu semakin merasa trauma. Bagaimana bisa dia ingin bertahan jika terus dihadapkan pada keadaan yang membuatnya tidak menyukai dunia ini.

Hanya butuh beberapa menit hingga dirinya tiba di depan koridor menuju throne room utama. Matanya menyipit tajam dan menggeram pelan ketika melihat ksatria berjaga dan berbaris rapih di sepanjang sisi koridor dengan dua kstaria berjaga di antara pintu masuk throne room. Para ksatria tersebut memakai seragam militer berwarna merah dan hitam beraksen emas yang melambangkan ordo ksatria Royal Pack, jubah berwarna senada dengan bordiran emas lambang unit berupa elang yang tersampir di bahu, pedang tersampir di pinggang, postur tubuh tegap, kedua tangan saling disilangkan di balik punggung. Philip sudah menebak bahwa Alkrevas akan menempatkan ordo kstaria Royal Pack karena tidak seperti ordo lainnya, Royal Pack khusus diisi oleh werewolf, bahkan beberapa ksatria terbaiknya berada di unit Royal Pack, termasuk pemimpin ordo Royal Pack— Jenderal Almbra. Dia menipiskan bibir dan memperhatikan suasana koridor yang tegang, sebelum berjalan menyusuri koridor dengan langkah yang lebar penuh percaya diri. Para ksatria yang menyadari kehadirannya langsung memberikan hormat padanya, namun Philip memilih untuk tidak menghiraukan hal tersebut. Matanya terus menghunus tajam pintu throne room yang terbuat dari emas dengan ukiran lambang kekaisaran Vasilos serta serigala.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang