UPDATE!!!
Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love,
DyahUtamixx
Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄
Note : Extra Chapter 2 (The door of memories) sudah tersedia di Karyakarsa, dan chapter ini mengenai Philip serta cukup berkaitan dengan adegan akhir. btw, chapter selanjutnya sama seperti chapter bulan purnama, aku akan upload versi nyamannya disini. Untuk full chapter akan aku upload di Karyakarsa. maafkan aku guys, takutnya ada yang ga nyaman dengan konsep public mating dan adegan selanjutnya juga karena cukup eksplisit.
Luna terduduk lemas. Tubuhnya gemetar dan kepala menunduk dalam, dengan kedua tangan yang direntangkan di lantai sebagai penopang tubuh depan. Matanya menatap kosong lantai batu kuil dengan air mata dan darah yang menetes saling beriringan. Bibirnya bergerak, membisikkan kata-kata penuh ketidakpercayaan akan semua yang terjadi dan berpikir bahwa semua hanyalah mimpi buruk. Perlahan kedua tangannya mengepal kuat meremas rerumputan liar yang berada dekat dengan tangannya. "Tidak ... portalnya ... hancur ... aku tidak bisa pulang ... bagaimana ini ... tidak mungkin ..." gumaman itu akhirnya keluar dan perlahan kepalanya terangkat, menatap Alkrevas dengan tatapan penuh luka. Selama beberapa saat mata mereka saling bertemu.
Jika manik cokelat gelap Luna dipenuhi oleh kesedihan dan luka, manik merah Alkrevas dipenuhi oleh amarah serta kekecewaan. Kemudian tatapan itu terputus karena Giana membentuk sebuah dinding dari akar-akar pohon, memisahkan mereka berempat dari Alkrevas serta para ksatria yang berada di kuil. Luna yang tersadar akan masalah lebih penting, langsung menatap lingkaran sihir yang telah mati. Matanya membelalak dan menatap Abigail dengan tatapan panik. Abigail sendiri yang menyadari tatapan Luna hanya tersenyum sinis dan mengeluarkan sihir hitamnya untuk melarikan diri. "Abigail, tolong hentikan. Jangan hancurkan Vasilos. ini semua tidak terduga, bukan keinginanku-"
"Sudah terlambat. Luna." Abigail berkata santai, kemudian dia menatap punggung Giana yang sedang berusaha menghalau serangan dari luar dinding akar. Penyihir hitam tersebut mengeluarkan kekuatan dari dalam telapak tangannya dan menghancurkan dinding yang tepat ada di belakang tubuh mereka, dan bersamaan dengan itu, menyerang ksatria yang bersiaga diluar. Abigail berdecih saat melihat beberapa penyihir dari Menara sihir sudah bersiap untuk menyerang dirinya dan Beth. Dia menatap Giana dan berkata, "jangan lupakan kesepakatan kita, Giana." Luna memperhatikan Giana yang bersusah payah menghalau Alkrevas. wajah wanita itu penuh dengan ekspresi ketakutan dan peluh keringat, menandakan bahwa wanita itu sedang berusaha untuk tetap berdiri tegak. Luna bisa melihat Giana yang mulai kewalahan, dan wajah wanita itu mengeras sebelum mengangguk pasrah saat mendengar ucapan Abigail yang penuh dengan nada peringatan. "Itu bayaranmu pada kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna's Journey
Manusia SerigalaThe Dark Fantasy Story #1 in Soulmate #4 in Fantasy #4 in Thriller #11 in Werewolf Mature Audience (21+) The Kingdom Series (Book 1 : The Werewolf Kingdom) 《●●●●●》 Luna Angela merupakan wanita sukses yang namanya sudah terkenal di seluruh penjuru b...