CHAPTER 33 - PERTEMUAN

5K 428 35
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer atau lewat Karyakarsaku 😄😄

belum di edit

⚠️WARNING! CHAPTER INI TERDAPAT ADEGAN DEWASA (21+)⚠️

Manik cokelat yang dalam dan tajam, bertemu dengan manik cokelat gelap yang hangat, bahkan ketika tautan bibir mereka terus berlangsung, baik Luna maupun Alkrevas memilih untuk tidak memejamkan mata, baru beberapa saat kemudian, Luna memejamkan ma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manik cokelat yang dalam dan tajam, bertemu dengan manik cokelat gelap yang hangat, bahkan ketika tautan bibir mereka terus berlangsung, baik Luna maupun Alkrevas memilih untuk tidak memejamkan mata, baru beberapa saat kemudian, Luna memejamkan matanya karena tidak sanggup menatap tatapan yang begitu intens. Desahan pelan keluar dari bibirnya, dan telinganya juga dapat mendengar geraman pelan dari Alkrevas. tangan besar nan hangat pria itu, yang semula melingkar posesif di pinggang Luna, perlahan naik dan mengusap punggung Luna yang terekspos, sebelum berhenti di atas bokong Luna, meremas dengan pelan.

Seketika Luna terkesiap, kemudian mencoba untuk mendorong Alkrevas menjauh dengan kedua tangannya, dia juga berusaha untuk melepaskan bibir pria itu darinya, namun setiap Luna berhasil melepaskan tautan bibir mereka dan memundurkan kepala, Alkrevas akan menahan kepalanya, lalu memajukan wajah, membuat bibir mereka kembali bertemu. Luna merasakan jantungnya berdegup dengan sangat cepat dan dia mulai kehabisan napas. Tubuhnya menggeliat karena oksigen di dalam paru-parunya mulai menipis, tapi tiap mencoba untuk berbicara pada Alkrevas, pria itu langsung membungkam mulutnya dengan ciuman yang dalam, hingga akhirnya Luna memutuskan untuk menggigit bibir Alkrevas, namun nyatanya pria itu hanya terkekeh kecil sebelum menelusupkan lidah di dalam mulut Luna, mengeksplorasi tiap jengkal mulutnya, meninggalkan jejak pria itu di dalam mulutnya.

Luna meremas kerah coat yang dikenakan Alkrevas. seluruh tubuhnya gemetar dan lemas. Jika saja bukan karena Alkrevas, mungkin dia sudah duduk di lantai berlapis karpet. Ketika tautan mereka berakhir, Luna langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya, mengumpulkan oksigen ke dalam paru-parunya, sedangkan Alkrevas memberikan ciuman seringan bulu di dagu, dan lehernya. Namun berbeda dengan Luna yang kehabisan udara, Alkrevas terlihat normal dan biasa saja, pria itu lebih memilih untuk menggoda Luna dengan sentuhan-sentuhan lembut. Erangan pelan tiba-tiba lolos dari bibir Luna karena Alkrevas tidak memberikan perhatian pada satu titik yang tubuhnya dambakan. Kedua tangannya mengerat dan memainkan rambut Alkrevas yang lembut bagaikan sutra. "Aku mohon ..." bisik Luna dengan lirihan pelan. Entah apa yang dipintanya, tapi seolah mengerti, Alkrevas hanya tersenyum miring dan terus membeirkan ciuman seringan bulu, kali ini di area tulang selangka dan atas dada Luna yang terekspos, meninggalkan jejak memerah basah. Sama sekali tidak berniat untuk memberikan perhatian pada tanda klaim yang ada di leher kanan Luna. "Alkrevas ..." lenguh Luna pelan dan mencoba menggiring ciuman Alkrevas ke area yang terasa berdenyut di bagian leher kanannya.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang