CHAPTER 39.5 - KEKECEWAAN (Pt. 2)

4.5K 452 66
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Alkrevas mengerutkan kening bingung akan sikap Philip yang tidak biasanya, kemudian dia menyadari keadaan Sang Duke yang cukup berantakan, padahal Alkreva smengenal Philip sebagai orang yang selalu rapih dan elegan di setiap situasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alkrevas mengerutkan kening bingung akan sikap Philip yang tidak biasanya, kemudian dia menyadari keadaan Sang Duke yang cukup berantakan, padahal Alkreva smengenal Philip sebagai orang yang selalu rapih dan elegan di setiap situasi. Dia menoleh ke arah Sigmund yang berdiri di sisi kanannya dan menganggukkan kepala. Sigmund tentu mengerti dan langsung melangkah mundur untuk mempersiapkan ruang duduk yang ada di samping war room. "Baiklah. Jika kau ingin berbicara denganku, tapi aku ingin memastikan. Kau akan ikut rapat bukan? jika kau belum tahu, Goblin telah menginvasi perbatasan wilayah Vasilos."

"Apa?" bisik Duke Veniam terkejut.

Jenderal Tana yang kali ini berkata, "dua penyihir hitam mengetahui titik kritis tameng pelindung yang Baginda ciptakan, dan menghancurkan tameng tersebut. Membuat Goblin yang bersiaga di luar benteng perbatasan, dapat menghancurkan benteng dengan mudah dan masuk ke dalam wilayah. Petugas perbatasan yang berada di lokasi kejadian dilaporkan telah tiada semua."

"Dari keterangan saksi, kejadian ini telah direncanakan dengan sangat matang. Goblin menunggu di luar benteng perbatasan tanpa melakukan pergerakan mencurigakan, kemudian dengan keanehan di daerah titik kritis tameng pelindung, kemudian hilangnya nona Loena—" Beta Zennon menambahkan dengan ekspresi gelap. "—dan membuatnya dicurigai bersekongkol dengan dua penyihir hitam tersebut."

"Apa?" bisik Duke Veniam lagi dengan mata membelalak lebar.

"Kau tahu semua itu tidak benar bukan, Beta?" tanya Alkrevas dengan nada penuh peringatan dan tatapan membunuh. "saat ini masih ditelusuri darimana dua penyihir hitam itu mengetahui titik kritis tersebut yang pada dasarnya bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh beberapa orang pilihan, lagipula Loena sama sekali tidak mengetahui lokasi titik krisis tameng pelindung. Tuduhan itu sama sekali tidak berarti. Dia mengatakan padaku bahwa dua penyhihir hitam itu diberitahu oleh 'benefactor' mereka yang berarti ada pengkhianat di dalam istanaku."

"Namun Yang Mulia, Nona Loena terbukti berasosiasi dengan—" Beta Zennon tidak melanjutkan kalimatnya ketika suara gebrakan meja yang cukup kuat hingga meja yang terbuat dari kayu terbaik, tebal dan kuat langsung retak dan hancur. Kepala Beta Zennon menunduk dan tubuhnya langsung berlutut sambil menunjukkan leher kirinya tanda patuh pada Sang Alpha.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang