CHAPTER 35 - HUTAN SUCI (Pt. 1)

4.4K 399 22
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian pada Luna Journey dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

PS : karena Chapter Hutan Suci ternyata cukup panjang, jadi aku mutusin buat mecah chapter Hutan Suci, menjadi dua chapter dari satu chapter

PS : karena Chapter Hutan Suci ternyata cukup panjang, jadi aku mutusin buat mecah chapter Hutan Suci, menjadi dua chapter dari satu chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kicauan burung adalah hal pertama yang Luna dengar ketika membuka kedua mata. Erangan pelan lolos dari bibirnya dan perlahan dia bangkit duduk. Sejenak matanya mengerjap untuk menyesuaikan pandangan sebelum tertuju ke sosok pria yang tengah berdiri di atas karpet tepat tengah ruangan dengan kemeja serta celana bahan melekat ditubuh. Pria itu terlihat sibuk membaca berkas-berkas dokumen yang bahkan Luna sendiri tidak tahu isinya, sambil mendengarkan pria lainnya yang lebih muda dengan pakaian rapih serta lengkap. Dan ya. Pria itu adalah Alkrevas dengan Sigmund disisinya.

Luna memperhatikan Alkrevas dalam diam, mengamati sosok Kaisar yang saat ini terlihat berwibawa walaupun berpakaian sederhana tanpa hiasan. Dia menghela seraya kembali berbaring, menatap kanopi ranjang yang indah dengan tatapan kosong. Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuannya dengan Giana di cafe. Luna ingat sekali, selama perjalanannya pulang, yang ada di kepalanya hanya reaksi Giana kala itu, ketenangan serta persetujuan Giana tanpa ada kemarahan. Kekecewaan namun tetap menerima. Semuanya sungguh tidak Luna sangka, karena dia sudah menemui banyak individu, Luna tidak akan terkejut jika Giana memilih untuk membenci dirinya, tapi ternyata tidak sesuai dugaan, dan selama di kereta kuda menuju istana, Luna berpikir sikap Giana dan penerimaan wanita itu akan keputusannya tidaklah tulus, hanya saja ... entah kenapa Luna masih ingin berpegang pada keyakinan bahwa Giana orang yang baik, karena wanita itu adalah orang pertama yang menolong dirinya saat pertama kali tiba di dunia asing ini, orang pertama yang mengulurkan tangan padanya.

Namun jika pemikirannya adalah salah ... Luna tidak tahu harus bereaksi apa nantinya. Dia tersenyum pada dirinya sendiri. Pemikirannya yang naif ini, sungguh amat menjengkelkan. Semenjak tiba di dunia ini, dia banyak bergantung pada orang lain, tapi apa yang bisa dilakukan? Jika tidak begitu, dia akan menjadi gila atau mungkin saja sekarang dia sudah mati terbunuh.

Samar-samar dia mendengar pembicaraan Alkrevas dengan Sigmund. Untuk pria yang sangat posesif, Alkrevas memberikan izin dengan mudah pada Sigmund untuk masuk ke dalam kamar, yang notabennya adalah seorang pria. Apa mungkin Sigmund telah memiliki soulmate yang membuat Alkrevas dapat menurunkan sedikit waspadanya? Atau ada hal genting yang membuat pria itu terpaksa mengizinkan Sigmund untuk masuk?

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang