CHAPTER 12 - KELICIKAN

8.1K 727 48
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat!!! Siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Luna menahan napas dan menekan punggungnya ke dinding saat mendengar suara langkah kaki di balik pintu ruangan dimana dirinya bersembunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna menahan napas dan menekan punggungnya ke dinding saat mendengar suara langkah kaki di balik pintu ruangan dimana dirinya bersembunyi. Dia menebak itu adalah suara langkah kaki pengawal kekaisaran yang sedang berlari mencari dirinya atas perintah Kaisar mereka. Dia menggigit bibir bawah dan melirik ke luar jendela, menatap langit yang sudah gelap gulita, menandakan bahwa malam sudah begitu larut. Apa pria itu tidak akan menyerah sampai tujuannya terlaksana? Luna bertanya dengan jengkel di dalam hati.

Dia diam tidak bergerak hingga suara langkah kaki yang saling bersahutan itu menjauh dan hilang. Saat memastikan semuanya aman, Luna bangkit berdiri. Dia kembali ke jendela untuk memastikan dua pria yang diingatnya bernama Zennon serta Thymos telah pergi, tapi keberuntungan tidak berpihak padanya kali ini. Kedua pria itu masih berada disana dan sedang menatap sekeliling dengan awas. Sepertinya salah satu dari kedua pria itu menyadari kehadirannya dan sedang mencari keberadaan dirinya melalui indra pendengaran tajam yang mereka miliki.

Luna mengumpat di dalam hati. Kedua pria itu adalah anak buah kaisar psikopat tersebut, dan bisa saja jika mereka melihat dirinya, maka mereka akan langsung melaporkan keberadaannya pada Alkrevas. Dengan pemikiran itu, Luna kembali ke posisinya. Dia menimbang apakah harus tetap bersembunyi di dalam ruangan atau keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari tempat baru. Tapi jika aku diam saja, cepat atau lambat persembunyianku akan ketahuan oleh pria sialan itu, pikirnya dalam hati dengan gundah. Luna menggigit bibir bawahnya gugup dan memutuskan untuk keluar. Dia tidak bisa berdiam diri begitu saja dan memberikan pria itu menangkap dirinya dengan mudah. Akhirnya Luna menyingkirkan benda yang dijadikannya sebagai penghalang pintu, kemudian membuka pintu dan menyembulkan kepalanya keluar. Dia menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan suasana sekitar aman dari para pelayan atau pengawal kekaisaran yang sedang mencari keberadaannya sebelum keluar  ruangan sepenuhnya dan berlari ke arah berlawanan dari arah dimana dirinya datang.

Luna berlari dan berhenti ketika dia tiba salah satu area terbuka, sebuah tempat luas mirip seperti aula pameran atau ballroom. Tidak seperti luar istana yang menonjolkan kemegahan dan keanggunan, area terbuka yang saat ini diperhatikannya berfokus untuk menonjolkan martabat keluarga Kekaisaran dengan keagungan serta keberanian. Langit-langit tinggi dipenuhi dengan lukisan seni yang berhubungan dengan masa lalu serta legenda yang berputar di Kekaisaran, dengan patung dan potret para kaisar terdahulu terpajang di dinding sekelilingnya dengan gagah. Di beberapa titik dinding aula sengaja dihiasi dengan lapisan berupa marmer yang mewah, permata dan emas berharga, untuk menggambarkan kekayaan serta kemakmuran kekaisaran Vasilos. Lampu-lampu kristal chandelier menggantung dengan indah. Lalu semua itu diperlengkap dengan jendela-jendal besar dibingkai kayu berkualitas serta tirai dengan bahan terbaik, memberikan ruang bagi cahaya matahari untuk masuk dengan leluasa.

Luna's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang