AUTHOR POV
"Tapi, Jen--"
"Kumohon pergi dari sini." Air mata Jennie sudah mengancam ingin keluar.
"Aku akan pergi, kumohon jangan menangis." Lisa mengusap air mata di pipi mandu Jennie.
Lisa menghela napas panjang dan berbalik untuk meninggalkan tempat itu.
"Lili."
Lisa berhenti ketika Jennie memanggil namanya. Tapi wanita bermata hazel hanya diam di sana, dia tidak berani berbalik untuk melihat wajah Jennie. Karena Lisa tahu jika dia tidak akan sanggup pergi ketika tatapannya bertemu dengan Jennie.
"Apa yang sebenarnya kau rasakan saat ini?" Tanya Jennie. "Apakah kau bahagia dengan kehidupanmu saat ini? Kenapa kau seolah memberikan harapan baru untukku?"
Lisa berbalik dan akhirnya menatap mata Jennie. "Apa maksudmu dengan semua pertanyaan itu?"
"Aku hanya ingin memastikan tujuanku kembali ke negara ini mendapatkan jawaban. Aku benar-benar putus asa atas segala pertanyaan hidupku."
Lisa melangkah ke arah tempat tidur, dia tersenyum sambil menangkup kedua pipi Jennie.
"Sebenarnya aku tidak bisa memberikan jawaban. Karena aku tidak tahu, dan sejujurnya aku ragu dengan perasaanku sendiri." Lisa mengusap air mata Jennie.
"Karena aku tidak mengetahui jawabannya, maukah kau mencari jawaban dari semua ini bersamaku?" Lisa tersenyum.
"Mulai dari sekarang." Lisa memejamkan mata dan menyatukan bibir mereka.
Lisa tetap memberikan ciuman lapar, tidak peduli betapa basahnya pipi Jennie karena air mata. Karena merasa tidak mendapatkan balasan, Lisa segera menarik ciuman itu. Dia menatap kedua mata Jennie yang menunjukkan sebuah keterkejutan besar. Dengan napas yang terengah-engah keduanya kembali merasakan ketegangan seksual.
Keduanya hanya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Jennie membuka satu-persatu kancing pada kemeja Lisa, perasaan Jennie bergemuruh melihat kulit telanjang sialan itu. Wanita pemilik pipi mandu sangat menyukai bagaimana tangannya menyentuh kulit mulus itu. Tubuh Jennie mulai panas ketika membayangkan kedua tubuh mereka bertemu dalam kepolosan.
"Indah seperti terakhir kali aku melihatnya." Jennie mengusap di sepanjang lengan Lisa, sudut bibir wanita berambut cokelat itu melengkung ketika jari-jarinya berjalan menjelajahi tattoo yang memenuhi bagian atas lengan kanan Lisa.
"Kau masih menyukainya?" Lisa menatap Jennie.
"Always." Jennie tersenyum.
Jennie merasakan Lisa begitu dekat dengannya, hembusan napas panas Lisa membuat tubuhnya menggigil. Mata mereka terkunci dalam emosi dan nafsu. Tanpa pikir panjang, Jennie menarik tengkuk Lisa untuk mencicipi lagi bibir tebal itu. Lisa masih bisa mengingat dengan benar betapa manis dan lembutnya bibir Jennie. Penis Lisa seketika bangun dari tidurnya ketika merasakan sebuah bibir montok dan sangat erotis yang dikenalnya.
"I need you, Lili." Jennie naik ke pangkuan Lisa. Jennie melenguh ketika wanita pirang itu meremas bokongnya.
Jennie mengerang ketika ciuman mereka menjadi lebih intens. Lisa sengaja membiarkan tangannya bergerak ke arah payudara Jennie, salah satu bagian tubuh yang sangat digemari Lisa. Sepasang payudara yang sangat lembut meskipun terbalut atasan lengkap. Lisa membuka pakaian Jennie dengan kasar, berusaha menyelipkan tangannya di antara bra hitam Jennie. Wanita berambut blonde bisa merasakan puting Jennie sudah menegang karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNHOLY [ JENLISA ] ✔
Fanfiction[ AREA 🔞 G!P ] Kita jatuh terlalu dalam, lalu terpaksa berpisah karena suatu keadaan. Padahal kita tahu perasaan itu masih ada. Dalam perjalanannya, aku bertemu dan memulai sesuatu untuk berakhir tanpa sebuah kepastian. Pada cinta yang belum benar...