JENNIE POV
Marah bisa menjadi suatu kondisi di mana lidah bekerja lebih cepat dibandingkan pikiran. Ini adalah sebagai bentuk reaksi yang dikeluarkan terhadap frustrasi, di mana kita berperilaku dengan cara yang tidak diinginkan. Apa pun yang dimulai dengan kemarahan berakhir dengan rasa malu dan keburukan.
Tapi, menahan amarah adalah sebuah racun yang akan memakanmu dari dalam. Kita menganggap kemarahan adalah sebuah kebencian yang menjadi senjata untuk menyerang orang yang menyakiti kita. Tapi, kebencian adalah sebuah pisau melengkung dan kerugian yang kita timbulkan juga akan mengarah pada diri sendiri.
Seperti saat ini, aku benar-benar merasa bersalah atas apa yang terjadi. Aku marah dan melampiaskan kemarahanku pada banyak hal, melakukan banyak hal bodoh hanya untuk membuatnya menjauh dariku. Aku bahkan tidak menyadari dampak dari segala keputusan yang telah kulakukan.
Aku bisa melihat tatapan kebencian yang dikirimkan Nayeon sepanjang berjalannya acara. Bagaimanapun juga aku tidak bisa menyalahkannya, karena aku yang telah memulai peperangan dengan memanfaatkan Jeongyeon sebagai tameng. Lagi pula, Jeongyeon sendiri yang menawarkan diri untuk membantuku.
Jeongyeon mendengar semua issue yang beredar dan berniat membantuku keluar dari segala permasalahan. Aksi ceroboh Lisa di lobby beberapa hari yang lalu hanya menambahkan bumbu penyedap di sana. Dan aku tidak memiliki pilihan, selain bermain aman dan memasang topengku bersama Jeongyeon sepanjang jalannya acara.
Acara selesai dan penantian yang sangat menyiksa segera berakhir. Aku mengajak Jeongyeon meninggalkan party dan merasakan tatapan mata hazel itu. Lisa menatapku dengan penuh harap dan aku hanya menjadi wanita jalang yang tidak akan memperdulikannya lagi. Kami pergi ke arah parkiran dan segera masuk ke dalam mobil Jeongyeon.
Jeongyeon tiba-tiba membanting kemudi ketika sebuah mobil melaju kencang ke arah kami. Aku terkejut ketika Jeongyeon tiba-tiba menginjak pedal rem secara mendadak. Teriakanku keluar ketika mobil berwarna gray itu menghantam bumper depan mobil ini. Suara hantaman yang begitu keras menarik perhatian semua orang yang berada di parkiran.
"Are you okay, Chief Kim?" Tanya Jeongyeon.
"Aku baik-baik saja." Aku mengangguk.
Kami pikir ini adalah sebuah kecelakaan, namun mobil gray itu kembali menabrak mobil Jeongyeon.
"Fuck! Apa yang orang itu inginkan!" Jeongyeon mengumpat
Aku menoleh dan melihat Lisa berteriak ke arah mobil gray tersebut. Wanita jangkung itu mencoba menghentikan dan mengetuk jendela mobil. Namun dia terjatuh ketika mobil gray itu tiba-tiba mundur.
"Shit!" Lisa berdiri.
Aku tidak mengetahui apa yang wanita berambut blonde itu lakukan, tapi dia nekat berdiri di depan mobil kami dan penabrak misterius itu tiba-tiba berhenti. Jeongyeon keluar dari dalam mobil untuk memastikan keadaan. Aku mengikuti Jeongyeon dan berdiri di sisi kiri mobil, Lisa berjalan mendekat ke arah mobil penabrak.
"Joohyun?" Kedua mataku membelalak ketika melihat sosok Joohyun yang berada di kursi pengemudi mobil gray tersebut.
Lisa membuka pintu pengemudi dan Joohyun langsung keluar dari dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNHOLY [ JENLISA ] ✔
Fanfiction[ AREA 🔞 G!P ] Kita jatuh terlalu dalam, lalu terpaksa berpisah karena suatu keadaan. Padahal kita tahu perasaan itu masih ada. Dalam perjalanannya, aku bertemu dan memulai sesuatu untuk berakhir tanpa sebuah kepastian. Pada cinta yang belum benar...