AUTHOR POV
Kedai makan yang terletak di kawasan sibuk Itaewon itu terlihat ramai seperti biasanya. Barisan meja yang tersusun rapi sudah penuh dipadati pengunjung, awal hari selalu menjadi titik permulaan kedai ini memulai kesibukannya. Kedai yang terkenal di kawasan itu, dijalankan oleh Park Sung Woong beserta istrinya.
Pasangan Park tinggal di sebuah shophouse yang menjadi rumah sekaligus tempat mereka menjalankan bisnis kuliner keluarganya. Meski tidaklah besar, namun usaha kedai itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ditengah kesibukan pagi itu, seorang wanita cantik tampak berdiri mematung dan mengabaikan ucapan wanita paruh baya yang memanggilnya.
"Joy?"
Wanita itu menepuk pundak Joy.
"Eh?" Joy menoleh.
"Apa kau tidak pergi bekerja hari ini?" Tanya Joomi.
"Aku bekerja, Eomma."
"Lalu mengapa kau masih berdiri di sini? Segeralah bersiap, Eomma dan Appa akan menangani sisanya." Joomi tersenyum dan mengusap lengan Joy.
"Ne, Eomma." Joy mengangguk dan pergi ke lantai 2 shophouse mereka.
Hari ini Joy terlihat semakin gelisah, tidak ada lagi semangat seperti di awal. Sekarang dia tampak menjalani hari dengan berat, terlihat seperti ada sesuatu perasaan yang mengganjal. Tidak bisa dipungkiri jika Skynet adalah mimpi semua orang dan juga mimpinya. Namun sekarang, setelah bekerja di perusahaan besar tersebut tidak bisa membuat kehidupan Joy bahagia.
Joy tiba di Skynet setelah berlari ke arah bangunan megah tersebut, dia hampir melewatkan bus yang mengarah ke tempat kerjanya. Dia mulai kehilangan fokus dan terlihat banyak melamun, apa yang terjadi tadi malam membuat pikirannya menumpuk dan seolah ingin meledak karena beban yang harus ditanggung.
"Good morning, Pretty Lady." Sapa Wendy.
Wendy mengernyitkan wajah ketika Joy mengabaikan salamnya. Wanita cantik itu terlalu asyik dengan pikirannya sehingga terlanjur mengabaikan sapaan tersebut. Joy berjalan ke arah meja kerja dengan malas dan memulai harinya di Skynet. Joy tampak mendengus kesal melihat setumpuk pesan sudah masuk ke kotak masuk emailnya.
Joy menoleh ketika ponselnya bergetar, sebuah nama muncul dan membuat ekspresi wajahnya berubah. Dia mencoba menghindari panggilan tersebut sejak kemarin malam, dia tidak memiliki keinginan untuk menjawab. Joy membalik ponsel karena merasa kesal dengan semua notifikasi yang bermunculan.
"Shit! Apa yang diinginkan wanita gila itu! Mengapa dia tidak bisa berhenti!" Joy mengumpat.
Joy hanya mengabaikan ketika ponsel itu kembali bergetar di atas meja kerjanya. Dia tahu jika tindakan ini akan menimbulkan masalah, tapi Joy tetap melakukan hal itu karena perasaan sesak yang terus menumpuk. Terlalu banyak hal yang dia pikirkan dan tidak bisa diselesaikan satu-persatu.
Menjelang makan siang, Joy masih berada di ruang Art Director Office dan mengerjakan sisa laporan mingguannya. Ruangan tampak kosong karena semua staff sudah pergi ke kafetaria. Perutnya terasa lapar, namun sesuatu di dalam dirinya menolak untuk pergi ke mana pun dan Joy tampak frustrasi dengan kegelisahan yang menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNHOLY [ JENLISA ] ✔
Fanfiction[ AREA 🔞 G!P ] Kita jatuh terlalu dalam, lalu terpaksa berpisah karena suatu keadaan. Padahal kita tahu perasaan itu masih ada. Dalam perjalanannya, aku bertemu dan memulai sesuatu untuk berakhir tanpa sebuah kepastian. Pada cinta yang belum benar...