BAB 24

67 5 0
                                    

Dannnnnnn

Terlihat alfan dan via di kamar itu, hanya mereka berdua ada di situ.

Alfan sedang menyuapi via bubur

Lalu mereka pun masuk dan membuat keributan.

Via yang dengar itu pun menoleh ke arah sumber suara keributan itu, dan betapa terkejutnya saat teman temannya datang mengjenguknya.

"VIAAAAAAAAAAAAAAA" ucap lilis dan nia serempak

" Buset dah itu suaraa atau speaker sekolah gede banget" kata rezaa

" Ehh lilis nia" kata via

Mereka pun memeluk via dengan sangat erat

" Cepat sembuh via, sepi banget rasanya kalau lo gaa sekolah" kata nia bersedih

" Iyap benar banget, rasanya beda banget" jawab lilis yang bersedih juga

" Uuuuuuu cini cini bestienyaa gw" kata via mengajak mereka untuk memeluk dirinya

Lama mereka berpelukan

" Ehkm laki lakinya ini gimanaa" tanya reza yang sedari tadi melihat tiga insan itu berpelukan

" Lo ganggu kita aja reza" kata lilis tak suka

" Yang ganggu siapa, masa yang laki lakinya hanya melihat kalian berpelukan gitu"

" Biarrin ajaa kalau iri itu bilang" ucap lilis

" Lah yang iri siapa neng, kita juga bisa" ucap reza

" Uuuuuuuuuu cini bestienyaa gw" kata reza mengikuti kata kata via barussan

Reza pun memeluk dua orang di depannya.

" Za lo apaan sih ketek lo bau tau ga" kata vino yang terbatuk batuk

" Ehh sembarangan yaa, gw baru selesai mandi" kata reza

" Iyaa gw tau lo mandi, tapi setelah lo mandi lo ga pake deodorant kan?" Tanya vino disertai dengan tertawa

Reza pun memukul bahu vino yang menertawain dirinya itu yang bau.

Alfan hanya diam saja melihat temannya itu berkelahi.

Lilis nia dan via pun tertawa melihat tingkah laku reza dan vino.seperti saudara tapi nyatanya ga.

  Hari pun mulai gelap

" gw pulang dulu yaa viaa" kata lilis yang pamit kepada via

" Gw juga via" sambung nia yang ikut

" Iya kalian hati hati yah" kata via tersenyum

" Cepat sembuh via, gw tunggu lo di sekolah" kata lilis disertai dengan tertawa kecil

Via pun hanya tersenyum

Mereka pun pulang, tersisalah hanya alfan dan via seorang.

" Lo mau lanjuttin makannya ga" tanya alfan

Via hanya menggeleng sebagai jawaban

" Alfan" panggil via lirih

Alfan yang di panggil itupun menoleh ke arah via.

" Ada apa via, apa ada sesuatu yang lo mau minta" Tanya alfan

" Gw mau cepat cepat sembuh alfan, supaya bisa sekolah lagi" kata via bersedih

" Ooo anaknya bunda kirana mau cepat cepat sembuh ya" tanya alfan dengan tertawa kecil

" Alfan gw lagi serius, ga bercanda" kata via

" Lo mau sembuh kan, makanya lo harus banyak banyak istirahat. Ga boleh kecapean lagi dan satu lagi ga boleh dingin dingin kamarnya ngerti kan" Ucap alfan dengan panjang lebar

" Gw ngerti alfan makasi yaa" kata via tersenyum

Duh senyumannya manis sekali lagi, jantung tenang dulu yaa. Ga ush dulu bergemuruh.

" Oke nona manis kalau sudah paham" kata alfan lalu menarik pipi via

Via pun tersentak kaget dan menoleh ke arah alfan.

" ALFANNNNN" teriak via

" ini rumah sakit loh, lo ga boleh teriak teriak begitu" ucap alfan dengan tertawa kecil

" Habisnya lo ngeselin, kenapa pipi gw di tarik" jawab via

" Karenaa pipi lo gemessin banget" kata alfan mengelus kepala via

Blushh

Runtuh sudah pertahanan via, gara gara sikap alfan yang begini. Pipi via kelihatan memerah dan ia malu bangett, ingin rasanya terbang menghilang dari bumi. Karena kelakuan alfan yang seperti ini.

" Pipi merah tu, kenapa bisa memerah gitu" tanya alfan pura pura ga tau

Via sangat malu ia benar benar pengen terbang rasanya.

" G-w g-a p-apa kok" ucap via dengan terbata bata

Alfan hanya tertawa melihat via yang sedang salting seperti itu, karena ulah dirinya.

Kisah Cinta Alfan Dan Via (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang