BAB 70

50 2 0
                                    

Via langsung menoleh ke arah sumber suara itu dan ia melihat keluarganya sedang bersantai di ruang keluarga seraya menunggu via pulang.

" hehehe ada bunda ayah kakak" kata via kikuk

" Eeee,sepertinya ada yang baru selesai ngedate nih gimana ngedatenya lancar" sindir kakak via yang bernama dani

" ih kakak apaan sih jangan gitu" kata via menyembunyikan wajah malunya

" Pastinya seru dong kan ngedate sama pujaan hatinya" kali ini ayah yang menambahkan

" Sudah sudah kalian ini sama saja ndak anak ndak bapak sama aja sama-sama suka ngeledek anaknya" kata bunda menimpali

Via yang mendengar itu merasa senang karena bunda membantunya menutupi rasa malu dan menutupi rona pipi merah.

" Emang kita salah ya Bun nanya bagaimana ngedatenya" tanya dani yang tak lain adalah kakaknya via

" Nggak salah sih tapi jangan sih ngeledek seperti itu, Kamu tuh nggak lihat tuh pipi adikmu sudah mau memerah seperti kepiting rebus" kata bunda disertai dengan tawa kecil

" Kalian semua suka ngeledek via ihh" kata via cemberut

" Sini sini anaknya ayah, kesayangannya ayah" kata ayah via seraya merentangkan tangannya buat memeluk anaknya

Via langsung berhamburan ke dalam pelukan ayahnya berpelukan yang sangat erat atas kerinduan ini.

" Ayah sama kak dani kok sudah ada di rumah kapan kalian sampai" tanya via yang bingung

" Dari kamu pergi bersama alfan, ayah sengaja ndk kabarrin bunda sama kamu biar menjadi suprise" kata ayah mengelus rambut putrinya

" Ayah berapa lama di sini via gak mau jauh jauh dari ayah" kata via manja

" Paling empat bulannan soalnya ada yang ingin ayah urus di sini sebuah proyek bersama papanya alfan" kata ayah menjelaskan

" Asikk ayah di sini lama jadinya via gak perlu deh kangen kangen lagi sama ayah" kata via memeluk kembali ayahnya

" Anak manjanya ayah sama bunda" cibir dani yang melihat tingkah manja adeknya

" Biarrin aja wlee besok kakak kembali anterrin adek ke sekolah" kata via mengulurkan lidahnya

" Kok kakak kan ada si alfan pacar kamu eh maksud kakak teman alias calon pacar" kata dani disertai dengan tawa ledek

" Ya kali sama dia terus adek gak enak sih ngerepottin alfan terus, lagi pula dia cuma teman adek bukan pacar"

" Cumaa temann yaa, iya kok dek cuma teman teman tapi cinta" kata dani yang kali ini tertawanya besar

Bunda memukul lengan putranya pelan dan mengelengkan kepalanya.

" Anak nakal adeknya di ledekkin terus, giliran dia di ledekkin tidak terima" kata bunda

" Sudah sudah kalian ini harus akur gak ada kelahi kelahi" kata ayah juga menimpali

" Via sayang bagaimana tadi ngedate apakah lancar dan berjalan sesuai rencana" tanya bunda

" Lancar bund pemandangan pantainya indah banget tau bund, ada via memotret pemandangannya dan ada foto via di potrettin oleh alfan" kata via seraya membuka tasnya dan menunjukkan foto yang di maksud

" Si alfan memang romantis banget ya gak nyangka bunda, bunda kira dia polos dari wajahnya" kata bunda heboh

" Tapi bund"

" Tapi apa sayang apa ada masalah" tanya bunda yang melihat anaknya murung

" Via kasihan lihat alfan tadi kita di hadang sama empat orang preman, kita gak tahu mereka siapa dan tiba tiba suruh kita berhenti" kata via menjelaskan

Semuanya pun terkejut mendengar cerita dari via bahkan bunda sampai mengangga saking terkejutnya.

" Lalu bagaimana nak kelanjutannya apa kamu gak papa" kata bunda yang merasa khawatir

Via menggeleng, " Via nggak apa-apa kok bun via baik baik saja tapi alfanya yang terluka"

" Kenapa Alfan bisa terluka nak" kali ini ayah yang bertanya

" Iya Alfan dia berkelahi dengan empat preman itu karena empat preman itu mau membawa  via pergi" kata via menjelaskan

" Astaga, tapi untungnya kamu selamat bunda juga kasihan sama alfan. Bunda merasa berhutang kepadanya karena menyelamatkan anak bunda" kata bunda takjub

" Iya bund ayah juga sama ternyata alfan itu memang anak yang baik bahkan dia rela terluka demi menyelamatkan anak kita, sama seperti papanya papanya juga baik" kata ayah yang ikut takjub juga

" Beruntung kamu punya alfan dek yang selalu siaga melindungi kamu, kalau sama yang lain kakak gak yakin kamu bisa pulang dengan selamat" kata dani yang ikut terharu juga

" Iyaa via juga sangat terima kasih sama alfan, betul betul berterima kasih"

" Sudah jadian saja sana, gak ush berlama lama apa yang di tunggu" kata bunda memberikan lampu ijo

" Tergantung alfannya bunda masa iya via yang menembak alfan" ucap via malu malu dusertai dengan pipi yang memerah

Kisah Cinta Alfan Dan Via (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang