Chapter 12 Of ETAG.

10K 1K 3
                                    

- Let's see ETAG -

(𝐒𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐎𝐧𝐚𝐫)

***

Hatcih!

Hatcih!

Hatcih!

Azuya menarik ingus yang hampir keluar dari hidungnya, lalu menggosok hidungnya itu yang sudah memerah.

Karena kelakuannya yang berpura-pura menyamar menjadi pelayan, akhirnya ia harus menjadi pelayan betulan dengan membersihkan gudang ini bersama dua pelayan lainnya.

Azuya menyelupkan kain yang sedari tadi ia gunakan untuk membersihkan kaca jendela ke dalam ember berisikan air, lalu kembali membersihkan kaca jendela satunya yang masih kotor.

Ia tak peduli dengan ucapan-ucapan tak berbobot yang di ujarkan oleh sistem, seperti yang satu ini.

"Astaga! Tuan, kau ini calon permaisuri di seluruh benua, kenapa tuan malah mematuhi ucapan kepala pelayan galak tadi, sih?" Kesal sistem, dengan nada tak terimanya, apalagi dari tadi Azuya biasa-biasa saja saat membersihkan tempat berdebu ini.

Azuya tak menanggapi dan memilih untuk melanjutkan pekerjaannya, di belakang sana dua pelayan yang ada tengah duduk santai, membuat sistem semakin marah karena tuannya yang harus mengerjakan semuanya sendirian.

Memang, Zuya sedari tadi di suruh-suruh sedangkan dua pelayan dengan wajah lumayan cantik, yang salah satunya pernah di goda oleh Pangeran Jozhen, saat sebelum pergi ke Kerajaan Heraum itu hanya bergosip ria.

Azuya sebenarnya sudah biasa melakukan ini dengan Bibinya sebulan sekali, agar loteng rumah mereka tidak berdebu dan dihiasi sarang laba-laba. Jadi sebenarnya ia biasa-biasa saja, hanya saja ia agak kesal dengan kedua pelayan itu.

Rasanya jika sekarang ia tidak menyamar, sudah pasti akan ia menyindir mereka, seperti ini. "Pelayan aja belagu."

Ya, memang belagu. Mereka hanya pelayan, dan menyuruh-nyuruh pelayan lain dengan alasan Azuya adalah pelayan baru yang harus patuh kepada seniornya.

Heh! Azuya juga tahu bagaimana senioritas itu, tapi tidak seharusnya mereka duduk santai sambil menggibahi keluarga kekaisaran kan?

Rasanya Azuya akan melaporkan mereka kepada Xavier, karena terus saja membicarakan Permaisuri Minery, Ibu dari Xavier.

"Sungguh! Permaisuri sangatlah kejam, begitu juga dengan Pangeran Xavier." Ujar salah satu pelayan yang di ketahui bernama Nava.

"Sayang sekali, padahal Pangeran Xavier begitu tampan. Bahkan melebihi Pangeran Jozhen!" Timpal yang satunya, yang pernah di gombali oleh Jozhen, namanya Aine.

"Ya, kau benar Aine. Bahkan saat kau mengatakan Pangeran Jozhen pernah menciummu di pipi membuatku iri!" Ujar Nava dengan bibir di tekuk, sehingga membuat Aine tertawa.

"Hahaha, mungkin itu hari keberuntunganku." Ujar gadis itu. Aine lalu menatap Azuya yang memang mendengar pembicaraan mereka, namun tetap melakukan pekerjaannya.

Ia membersihkan semua debu dan sarang laba-laba yang bertengger di dinding-dinding gudang tersebut, gadis itu juga memindah-mindahkan barang-barang dan menatanya agar rapi dan tidak berserakan.

Aine tersenyum miring melihat gadis itu sudah selesai melakukan pekerjaannya, ia lantas menghampiri Azuya.

"Nah karena kau sudah menyelesaikan tugasmu dengan baik, kau bisa istirahat sekarang." Ujar gadis itu, seraya mengambil alat pembersih untuk membersihkan area lain yang tinggal sedikit lagi untuk bersih.

Extraordinary ; Troublemaker Agent Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang