Chapter 23 Of ETAG.

7.2K 908 48
                                    

— Let's see ETAG —

(𝐊𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡?)

***

Azuya berjalan dengan senyuman di wajahnya ketika melihat para pelayan menyapanya, entah kenapa mereka memanggilnya dengan sebutan Nona padahal derajatnya sama saja dengan mereka.

Ya, tapi mengingat Arthur yang mungkin mencintainya sudah pasti derajatnya akan naik karena lelaki itu, gadis itu hanya mengenakan gaun putih polos biasa yang tidak memiliki tangan, senyuman manis terpapar jelas di bibirnya membuat siapa saja akan ikut tersenyum melihatnya.

Tadi Arthur meninggalkannya di kamar, dan menyuruhnya untuk mandi dan tidak keluar, kalian pikir ia akan menurut? Oh jelas tidak!

"Saya hanya ingin bertemu dengan Aya." Ujar seseorang dari ruang tamu, Azuya dapat mendengarnya, gadis itu langsung saja bersembunyi di sebuah pilar lalu menatap ke arah orang yang mengatakan hal tersebut, ia tak terkejut ketika yang ada di sana itu adalah Pangeran Jozhen.

"Kau tidak boleh menemuinya." Arthur menatap lelaki itu tajam, dan berujar dengan penuh penekanan.

"Kenapa?!" Jozhen sudah kesal setengah mati dengan lelaki di depannya ini, gila saja dia menolak seorang Pangeran.

Lagipula ia sudah merindukan pelayan cantiknya itu, lalu lelaki gila ini tidak mau mengijinkannya menemui pelayan cantiknya? Wah, cari gara-gara.

"Karena aku melarang." Sewot lelaki itu, ia menatap tak suka lelaki pemain wanita di depannya, ia tentu tahu sifat lelaki itu.

Dan ia tentu tak mau gadis cantiknya di goda oleh lelaki gila ini, ia takut jika Aya berpaling darinya hanya karena rayuan dari buaya darat seperti lelaki ini.

Aya miliknya, dan selamanya seperti itu!

Azuya mendengar jelas apa yang mereka ucapkan, tangannya terangkat meminta buah anggur kepada sistem yang tentunya di turuti dengan menukar poin, di tangan gadis itu muncul bakul berisi buah-buah yang lebih dominan anggur, namun ada juga apel, stroberi, pisang, dan mangga di dalam bakul itu.

Gadis cantik berambut coklat itu memakan anggur yang ia inginkan sembari terus mendengar perdebatan mereka, kali ini ia duduk di lantai yang tentunya bersih, lalu memakan buah-buahan di depannya, masih terus saja mendengar perdebatan mereka yang sudah teriak-teriak dan koar-koar tak jelas.

Azuya sih tak peduli, yang ia mau hanya makan buah-buahan segar ini.

"Ekhem, nona?" Panggil seseorang membuat Azuya menoleh, dilihatnya ada Sean sang tangan kanan Duke di sana yang menatapnya.

"Kenapa?" Tanyanya dengan alis yang di naik turunkan, Azuya tak perduli gadis itu masih asik memakan stroberi yang rasanya manis.

Kehadiran dari Sean mengalihkan pandangan kedua orang yang tengah berdebat itu, Arthur segera bertanya kepada tangan kanannya itu.

"Sedang apa kau disini?!" Tanyanya dengan nada tinggi.

Sean tiba-tiba gelagapan. "Emh, itu tuan. Saya melihat nona yang duduk sembari makan buah disini, jadi saya ingin bertanya kenapa dia tidak makan di ruang makan saja." Jawab Sean seadanya, Azuya berdiri lalu menyembulkan kepalanya dengan buah stroberi segar di tangannya.

Jozhen tiba-tiba tersenyum ketika melihat gadis itu, semakin cantik saja gadis itu ketika memakai gaun polos seperti itu, juga dengan rambut di urai.

Arthur menatap tajam Jozhen yang memandang gadisnya seperti itu. "Aya, masuk kamar!" Suruh Arthur dengan nada lembut.

Extraordinary ; Troublemaker Agent Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang