- Let's see ETAG -
***
Delano, lelaki tampan itu kini tengah duduk sembari memandangi gadis kecilnya yang tengah terbaring lemah di atas brankar. Sudah satu tahun, sejak terakhir kali ia berinteraksi dengan gadis itu.
Sungguh, ia sangat rindu ketika gadis itu memarahinya, suara serak-serak yang khas, dan terdengar lucu itu menjadi candunya, tapi suara itu tak dapat ia dengar lagi walaupun hanya dalam panggilan telepon.
Lelaki itu bahkan hiatus sementara dari pekerjaannya demi menjaga dan menunggu gadis ini untuk bangun, setiap harinya ia hanya duduk diam dan sesekali mencoba berbicara dengan gadis itu walaupun tak di respon sama sekali.
Dan ini mungkin sudah ribuan kali, yang selalu ia lakukan ketika sedang berdua dengan Azuya di ruangan yang di penuhi alat-alat penunjang kehidupan yang di gunakan gadis ini.
Ia tersenyum, tapi matanya tidak. Ia memandang gadis itu lalu bertanya untuk yang sekian kalinya. "Kapan lo bakalan bangun, Zuya? Lo udah ninggalin gue satu kali, gue harap lo jangan ninggalin gue lagi ya?"
Walaupun ia tahu, mustahil bahwa gadis kecil itu menjawabnya, tapi ia hanya bisa berharap keajaiban dari Tuhan dalam hal ini. Mukjizat Tuhan tak ada yang tahu, bukan?
Ia mengelus tangan putih pucat itu, gadis ini terlihat kurus karena tak makan selama satu tahun, dan hanya di beri vitamin dan obat dari dalam cairan infus tersebut.
Sungguh, ia rindu ketika pipi gembul itu makan dan bergerak kesana-kemari, semua yang ada pada gadis ini ia sungguh merindukannya.
Cup!
Mengecup tangan gadis itu yang sedang ia genggam bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh ke tangan tersebut. Ia menatap gadis itu dengan senyuman lagi. "Cepat bangun ya? Gue kangen, banget." Kata-kata ini juga selalu ia ucapkan setiap harinya. Walau tak pernah di respon selama satu tahun ini.
Semoga, dan semoga. Kata itu selalu ia ucapkan dalam doa-nya, lelaki itu bahkan lebih sering menghabiskan waktu di rumah sakit. Merawat dan menjaga gadis itu adalah rutinitasnya.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk." Jawabnya masih menatap gadis itu dengan mata teduhnya.
"Permisi Delano. Saya mau memeriksa keadaan pasien." Ujar seorang dokter dengan ramah, Delano mengangguk lalu sedikit menjauh, membiarkan perawat itu memeriksa keadaan Azuya.
Hah... Bahkan mereka sudah mengenalnya, karena setahun ini lelaki itu memang selalu berada di rumah sakit. Bolak-balik di rumah sakit itu untuk mengambil makanan, membayar biaya yang di perlukan dan banyak hal lainnya untuk gadis itu.
Bahkan banyak perawat yang mengidolakan lelaki itu, karena kesetiaannya menunggu Azuya. Mereka berpikir bahwa gadis cantik itu adalah pacar atau bahkan tunangan Delano. Ya, mungkin karena kedua marga mereka yang berbeda.
Kebetulan sekali, setelah satu bulan di rawat di markas besar BIN mereka pada akhirnya memindahkan gadis itu di sebuah rumah sakit terkenal, dan di beri ruangan VIP.
Delano menatap terus ke arah gadis itu tanpa mengalihkan perhatian ke arah lain, karena memang seluruh perhatiannya hanya pada gadis itu.
Azuya, Azuya, dan Azuya.
Gadis kecilnya, cintanya, dan dunianya.
"Delano." Panggil dokter setelah selesai memeriksa.
Delano menatap dokter itu, menunggu ucapan selanjutnya dari dokter wanita yang berusia sekitar 30-an tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary ; Troublemaker Agent Girl (END)
FantasyDalam kamus halaman pertamanya, hanya ada kata mengacau. *** Azuya Xyzena Joseline, gadis mungil cantik yang adalah seorang agen dalam sebuah organisasi rahasia. Saat menjalani sebuah misi, seorang wanita gila dengan sengaja menembaknya, membuatnya...