— Let's see ETAG —
(𝐋𝐚𝐲𝐭 𝐎𝐫 𝐀𝐫𝐭𝐡?)
***
"Ada apa, Penyihir Agung?" Pertanyaan itu membuat Laython cukup terkejut, ternyata gadis ini mengenalnya?
"Kau mengenalku, nona?" Tanya Laython balik, Azuya mengangguk sembari tersenyum manis.
Entah kenapa wajah Laython memanas melihat senyuman manis dari gadis cantik itu. Azuya seolah bisa menghipnotis seseorang dengan wajah cantiknya itu, dan Laython yang adalah Penyihir Agung profesional saja bisa terhipnotis.
"Lalu, sedang apa kau di sini?" Tanya Laython, lelaki itu merutuki pertanyaan bodoh yang ia keluarkan. Kenapa ia bisa jadi bodoh seperti ini, hanya karena menghadapi gadis cantik di sampingnya.
"Entahlah, aku hanya ingin duduk menikmati keindahan di depanku ini, Tuan Penyihir." Jawab Azuya sembari terus menatap ke arah danau di depannya, dengan mata perak teduhnya itu. "Lalu, kau sendiri tuan Penyihir?"
"Ya, aku juga sama sepertimu." Lelaki itu menjawab, namun bukan tentang danau di depannya tapi tentang gadis yang sedang ia perhatikan ini.
Azuya mengangguk, mengirah bahwa yang di maksud Laython adalah danau di depannya. Tak ada pembicaraan setelah itu, sampai Laython membuka suara.
"Siapa, namamu nona?" Tanya Laython berharap ia bisa mengetahui nama dari gadis cantik ini, ia juga tentu tidak bodoh untuk mengakui bahwa ia menyukai gadis cantik ini.
"Namaku..." Azuya menunduk menatap ke arah tanah yang ia pijak ini. "Azareya." Ia menatap ke arah Laython dan tersenyum.
"Lalu, nama Tuan Penyihir?" Tanya Azuya, yang masih mempertahankan senyumannya, senyuman itu tertular ke Laython yang dikenal sebagai pria minim ekspresi.
"Laython, kau bisa panggil aku Layt saja, tidak perlu dengan embel-embel Tuan Penyihir." Azuya terkekeh mendengar penuturan lelaki itu.
"Baiklah, Layt." Kata Azuya membuat Laython semakin tersenyum manis.
Lelaki tampan dengan manik emas itu, terlihat sangat tampan dengan senyum manisnya, entah kenapa ia bisa langsung memberikan senyuman terbaiknya kepada gadis cantik di depannya ini.
"Kau ingin bermain?" Tanya Laython membuat Azuya mengerutkan keningnya.
"Main apa?"
Laython tak menjawab dan mendekati pinggiran danau, lalu berjongkok yang membuat Azuya mengikutinya.
Laython mengarahkan tangannya menuju ke arah air, dari ujung telunjuknya keluar bola-bola kecil bercahaya emas yang mengapung di atas danau yang membuat danau itu semakin bercahaya.
Azuya menganga melihat apa yang dilakukan oleh Laython, Laython tersenyum ketika melihat binaran dari manik gadis cantik itu.
Azuya lalu tersenyum manis menatap ke arah Laython. "Bagaimana melakukannya?" Tanya gadis itu dengan penasaran.
Laython hanya bisa tersenyum, lalu menjawab. "Dengan elemen cahaya." Ujar lelaki itu, ia sebenarnya takut membuat Azuya sedih, karena berpikir bahwa gadis cantik di sampingnya ini hanyalah gadis biasa yang tidak mungkin memiliki elemen langkah itu.
Memikirkan gadis ini, membuat pikiran melanturnya mengarah ke pernikahan. Apa ia bisa meminang gadis ini?
Memikirkan hal itu membuatnya tersenyum senang, namun lamunannya terbuyar ketika mendengar suara senang dari gadis yang mengaku bernama Azareya.
"Wahh, aku berhasil!" Senangnya ketika bola-bola kecil bercahaya keperakan keluar dari jari telunjuknya, dan memadu dengan bola-bola yang di buat oleh Laython tadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary ; Troublemaker Agent Girl (END)
FantasiDalam kamus halaman pertamanya, hanya ada kata mengacau. *** Azuya Xyzena Joseline, gadis mungil cantik yang adalah seorang agen dalam sebuah organisasi rahasia. Saat menjalani sebuah misi, seorang wanita gila dengan sengaja menembaknya, membuatnya...