"Heh ikal, lo gak tidur??" Marion mengabaikannya, ia meneguk minuman soda di tangannya dan masih menatap langit gelap diatas balkon kamar sang kekasih.
Aluna berada diatas ranjang dengan piyama nya, nampak asik melihat-lihat sesuatu dari ponsel kemudian tersenyum lebar dan menoleh pada Marion disana.
"Masuk ih dingin!" Namun lagi-lagi Marion bergeming, membuat Aluna menghela nafas, turun dari ranjang dan berjalan ke arahnya.
Grep!
"Lo masih marah??" Tanyanya seraya memeluk Marion dari belakang, Marion meliriknya dan tetap mengabaikannya.
"Kenapa sih akhir-akhir ini lo sensitif banget??" Nahas, semakin Aluna mengajaknya bicara Marion semakin bungkam.
Aluna mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepala di punggung sang kekasih, memejamkan mata mencoba mencari cara agar kekasihnya mau berbicara lagi padanya.
"Sayanggg.. dinginn~" Marion menegang, Aluna dapat merasakannya. Ia tersenyum lebar karena berhasil membuat kekasihnya bereaksi oleh suara manjanya.
Perlahan Marion melepaskan tangan Aluna di perutnya, berbalik memeluk Aluna dan mencium keningnya. Aluna kembali memejamkan mata dan tersenyum semakin lebar karena Marion menggendongnya masuk kedalam kamar dan merebahkannya diatas ranjang dengan perlahan.
"Jangan tinggalin gue, gue gak mau tidur sendiri.. " Pinta Aluna dengan nada yang dibuat sendu, Marion tersenyum seraya mengusap kepala kekasihnya.
"Lagian siapa yang mau ninggalin lo? Gue cuma mau ganti baju"
"Janji??" Aluna menjulurkan jari kelingkingnya membuat Marion terkekeh dan menautkan jari kelingkingnya juga. Kemudian ia bergegas masuk ke kamar mandi setelah mengambil satu stel piyama dari dalam lemari.
Aluna terkekeh riang disana, ternyata semudah itu membuat Marion melupakan kemarahannya. Sedari dulu, Marion memang tak pernah bisa berlama-lama marah pada Aluna, ia takkan pernah kuat. Berbeda dengan Aluna yang jika marah ia akan mendiami Marion bahkan hingga satu minggu lamanya.
"Mikirin apasih? Sampe senyum-senyum sendiri gitu?" Aluna menoleh pada Marion yang baru keluar dari kamar mandi dan berjalan kearahnya.
"Mikirin ayang hehe.."
"Gombal aja terus hmm"
"Gombal sama ayang sendiri emang gak boleh ??" Marion menyelipkan tangan kanannya, menjadikannya bantal untuk kepala Aluna.
"Ya boleh sih, tapi inget waktu"
"Mau pagi, siang, sore, malem, subuh atau kapanpun itu gak akan pernah bisa membatasi gombalan gue buat ayang Marry.."
"Dudududu.. gak denger gue pake sepatu!" Elak Marion seraya memalingkan pandangan kesegala arah.
"Dih nyebelin!"
"Ehehe.. udah ah yok tidur.."
"Kiss nya mana??" Tanpa basa basi Marion mencium kening Aluna, turun ke kedua matanya, hidung dan berakhir di bibir sexy nya. Aluna memejamkan mata menikmati lumatan lembut bibir gadisnya kemudian ikut menggerakan bibir dan menjulurkan lidah.
Tangan kiri Marion menarik pinggang Aluna semakin rapat, sementara tangan kanan Aluna menekan tengkuk Marion agar ciuman semakin dalam. Nafas mereka semakin memburu juga tangan keduanya yang bergerak semakin tak terkendali namun tak lama Marion melepaskan pagutan mereka.
"Kenapa ??" Tanya Aluna dengan suara beratnya
"Gue lagi dapet" Jawab Marion pelan, Aluna menghela nafas dan memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.E...... (GxG) (COMPLETED)
RomanceI can love you for four days Spring, summer, autum, winter! Maybe three days Yesterday, today, tomorrow! How about two days? Day and night! One day is enough! EVERYDAY!. Gue tunggu hujad'an disetiap chapter nya yakk 💙