Tak perlu penilaian dari orang lain, aku mengakuinya.
Aku yang ternyata mencintainya, aku yang ternyata membutuhkannya dan aku yang ternyata sangat kehilangan dia dan merindukannya.Egois? Munafik? Keras kepala? Ya, itu aku.
Bahkan aku membohongi diriku sendiri, aku membentengi diriku tanpa sadar bahwa dia telah menelusup masuk kedalam hatiku.
Maaf aku terlalu bodoh, menyiakan kamu yang jelas bisa membahagiakanku.Hey, ini sakit, saat aku berusaha bersikap acuh tak acuh melihatmu tertawa bersama gadis yang bukan aku.
Sikap dingin dan tak pedulimu begitu membuatku rapuh, maafkan aku dan izinkan aku berharap Tuhan mengembalikkanmu lagi kepadaku.Dia Aluna Radhea Winarto, gadis anggun yang ceria dan angkuh namun kini tak ada lagi, semenjak keputusan nya menerima seorang pria tampan menjadi kekasihnya, dunianya hancur.
Aluna menyadari bahwa sifat Mario tak selembut perkataannya, bahkan beberapa kali saat mereka terlibat adu mulut, Mario dengan mudahnya mendaratkan telapak tangan di pipi halusnya. Bukannya tanpa perlawanan, Aluna sering melawan dan berusaha membalas tapi sia-sia, Mario lebih kuat darinya.
Ia pun berulang kali mencoba mengakhiri hubungan mereka namun Mario tak segampang itu menerima, obsesi si pria terlalu besar bahkan menghalalkan segala cara untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Aluna.
"Hahh.. " Helaan nafas kasarnya seraya berbalik arah saat baru saja masuk ke area kantin dan melihat Judy dengan gadis lainnya tengah tertawa.
Namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba sebuah suara yang ia kenali dengan lantang meneriakinya, Aluna memejamkan mata sesaat kemudian berbalik dan memaksakan senyumnya.
"Mau kemana sayang? sini.. " Alluna tetap dengan senyuman yanh di paksakan berjalan menghampiri Mario dan teman-teman nya.
Judy, Andara, Jessica dan seorang gadis lainnya menatap Aluna dengan tatapan heran saat gadis sipit itu melewati mereka begitu saja tanpa sedikit pun melontarkan sapaan.
"Kamu mau kemana? kok balik lagi??" Tanya Mario seraya menarik Aluna duduk di pangkuannya.
"Aku gak liat kamu tadi" Elaknya dengan lirikan mata pada Andara dan Judy.
"Kamu geser, aku duduk dibawah aja"
"Di pangkuan aku kan lebih enak hehe.." Aluna memutar mata jengah dan terpaksa menuruti perintah si pria meski ia teramat risih karena tatapan para penghuni kantin ke arahnya.
"Suapin aku dong, sayang.." Pinta Mario manja, lagi-lagi si gadis sipit hanya mendengus pasrah dan menurutinya.
Judy memalingkan pandangan, enggan melihat kemesraan yang di tunjukkan pasangan itu. Jessica pun sama, dia memilih menatap mie ayam di mangkuk hadapannya, menghitung helai demi helai mie dalam mangkuk tanpa memakannya.
"Kyle.. Are you okay??" Judy terperanjat saat gadis lain menyentuh tangannya, ia mendongak dan tersenyum tipis.
"Fine, Marry.." Jawab Judy, gadis yang di panggil Marry itu tersenyum, tangan keduanya masih saling menggenggam diatas meja tanpa sadar.
"Jessi, Dara kangen Luna.. " Gumam Andara lirih, Jessica mengusap pipi gadisnya dan tersenyum manis.
"Luna disini, di dekat kita sayang.."
Andara menggeleng, "Jarak kita memang hanya terhalang meja, tapi jarak hati kita sejauh samudera"
"Hmmmm.." Gumam Jessica tak tahu harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.E...... (GxG) (COMPLETED)
RomanceI can love you for four days Spring, summer, autum, winter! Maybe three days Yesterday, today, tomorrow! How about two days? Day and night! One day is enough! EVERYDAY!. Gue tunggu hujad'an disetiap chapter nya yakk 💙