B.Y.E-16

958 129 22
                                    

Hari demi hari berlalu, semua masih nampak sama dari gadis-gadis belia itu, yang berbeda hanya sebuah rasa yang semakin tumbuh membengkak dan hampir meledak dalam hati si gadis sipit, juga setitik rasa yang muncul dan merambat aneh pada hati gadis lainnya.

Antara Andara dan Jessica yang semakin hari semakin mesra juga penuh dengan suka cita. Keduanya nampak semakin tak bisa di pisahkan, apapun masalahnya baik Andara maupun Jessica berhasil melewatinya dengan mudah, membuat ikatan cinta diantara mereka semakin terjalin erat.

Begitupun Judy dan Marion, keduanya semakin dekat sebagai sahabat baik. Judy tempat Marion berkeluh kesah sedangkan Marion tempat Judy mengadu air mata saat si bule keraton merasa lelah dengan perasaanya pada Aluna.

Aluna dan Mario? Pria itu masih memaksakan Aluna untuk tetap bersamanya, bagaimana pun caranya dan apapun jalannya. Baginya, Aluna hanya miliknya namun bagi Aluna, seseorang lain lah pemilik hatinya.





Hari ini hari minggu, dimana Jessica tengah membantu ibundanya menata tanaman yang beberapa bulan ini mereka tanam. Keduanya kini nampak lebih akrab dan dekat, tak ada lagi kecanggungan dalam hubungan ibu dan anak itu semenjak Rossiana berbesar hati menerima penyimpangan anak semata wayangnya.

"Sayang, tolong ambil skop nya.." Pinta Rossiana, Jessica mengangguk lalu mengambil skop kecil dan memberikan pada ibundanya.

"Ma, ini bunga apa?? kok Jessi baru liat??" Tunjuknya pada sebuah pot kecil dengan bunga berwarna putih dengan sedikit warna ungu ditengahnya.

"Itu anggrek sayang, masa gak tau??"  

"Ehehe.. Jessi cuma tau mawar, melati sama tulip mah.." Jessica cengengesan sedangkan Rossiana menggeleng kecil dan melanjutkan aktivitas nya.

Jessica pun sama, ia membantu memindahkan beberapa tanaman dari pot ke lahan yang telah Rossi sediakan.

"Oh ya, kok tumben kamu gak jalan sama dara? kalian baik-baik aja kan??" Tanya Rossiana, Jessica tersenyum dan mengangguk.

"Kita baik kok mah, nanti sore Dara, Judy, Marion mau main kesini mah, boleh kan??"

"Boleh dong sayang,  kok cuma bertiga? temen kamu yang satu lagi kemana? siapa namanya mama lupa?? yang sipit itu loh.." 

"Aluna mah.. " 

"Ah iya, kok jarang main lagi?" Jessica menghela nafas, ia menaruh selang air yang sedaritadi ia genggam kemudian duduk di bangku yang berada tak jauh dari sana. Rossiana mengernyit heran melihat perubahan sikap sang anak.

"Kenapa??" 

"Aluna sekarang jauh mah." 

"Pindah??" Tanya Rossiana seraya duduk di samping Jessica, gadis itu menoleh dan menggeleng pelan.

"Luna sekarang lebih banyak ngabisin waktu sama pacarnya dan pacarnya ngelarang juga Luna main sama kita"

"Loh kok gitu? pacarnya Luna, siapa??" 

"Namanya Mario mah, Jessi juga gak tau kenapa Mario ngelarang Luna main sama kita, padahal kan dari awal masuk sekolah kita udah deket banget sama Luna.." Rossiana mengusap lembut punggung sang anak.

"Mungkin ada salah faham antara kalian, kamu harus cari tau dan perbaiki ya sayang.." Ujarnya lembut, Jessica terdiam menatap tanah berusaha mencari arti yang dimaksudkan sang ibunda.

"Yaudah kamu mandi sana, nanti bantuin mama bikin kue buat temen-temen kamu ya.."  

"Iya mah, ya udah Jessi ke kamar ya mah, bye ma.." 

B.Y.E...... (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang