Andera dan Danissa kini berada di ruang rawat Andara. Gadis itu telah di pindahkan ke ruang rawat. Andera terduduk di kursi sebelah ranjang sang adik, menggenggam tangannya dengan tangisan ringan. Danissa berdiri disampingnya, mengusap-usap kepala sang istri dengan tatapan sendu kearah Andara.
"J-Jssi gimana, Danis?? " Tanya Andera segukan, Danissa menatapnya.
"Masih di ruang operasi sayang.. "
"Astaga Jessi hiks.. "
"Kita berdoa aja semoga Jessi baik-baik aja ya." Andera mengangguk, memejamkan mata seraya mengutarakan doa pada Tuhan nya untuk keselamatan si gadis Armadelia juga Andara.
Tok.. Tok..
Cklek!
Keduanya menoleh kearah pintu dimana Adinda, Rachel dan Regina masuk bersamaan dengan wajah cemas mereka.
"Gimana kondisi Dara? " Tanya Adinda dengan suara pelan
"Bersyukur Dara gak terlalu parah kak, cuma kakinya patah.. " Jelas Danissa, Adinda dan Rachel menghela nafas lega sementara Regina nampak masih dalam kecemasan.
"Jessi mana ? dia baik aja kan?"
"Jessi masih di ruang operasi Re.. " Regina terdiam sesaat kemudian berbalik badan dan berlalu tergesa menuju ruang operasi.
Gadis itu kini berdiri menatap sendu pada pintu ruang operasi yang tertutup. Regina mencemaskan Jessica begitu besar, kedua tangannya saling bertautan resah.
"Kak.. " Ia menoleh saat seseorang menepuk pundaknya.
"Eh Judy, Feli.. "
"Gimana keadaan Jessi kak??"
"Kaka belum tau Dy, kita doain aja yang terbaik " Judy dan Feli mengangguk kemudian ikut terdiam, hingga tak lama Marion dan Aluna pun datang dan menghampiri mereka.
"G-gimana Dara sama Jessi? m-mereka ga-papa kan kak?? " Panik Aluna dengan wajah memerah menahan tangis.
"Hey Lun tenang.. " Felicya mengusap lengan si gadis sipit.
"Dara udah di ruang rawat, kakinya patah.. kalo Jessi masih belum keluar.. " Jelas Regina kembali menatap sendu kearah ruang operasi. Marion menarik tubuh kekasihnya dalam dekapan hangat saat Aluna membekap mulut dan menangis. Begitupun Marion, Judy dan Feli yang berusaha sekuat mungkin menahan tangisan yang ingin meledak.
"Bertahan cil, lo kuat, lo pasti keluar dengan selamat ! jangan tinggalin gue cil!" Bathin Regina berharap sampai pada Jessica.
Kelima gadis itu kini terdiam, menanti dengan kecemasan. 2 jam lagi telah berlalu namun pintu itu tak kunjung terbuka. Felicya dan aluna bangkit dan pamit menuju ruang rawat Andara sementara yang lain setia menunggui Jessica.
Hingga beberapa puluh menit kemudian pintu ruang operasi terbuka membuat Regina, Judy dan Marion bangkit dari tempat duduknya. Jessica disana, terbaring diatas brankar dengan berbagai alat yang menancap di tubuhnya. Tatapan sayu mereka semakin membayang terhalang air mata yang merebak hendak jatuh, wajah cerah ceria Jessica tergantikan oleh wajah pasi dan penuh luka.
"Pasien akan di pindahkan ke ruang inap, saya minta hanya 2 orang saja yang nanti menemani pasien.." Jelas sang perawat, mereka mengangguk kemudian mengikuti para perawat yang mendorong brankar Jessica.
"Biar lo sama kak Rere aja yang masuk.. " Ujar Marion saat berada di depan kamar inap.
"Gue titip Feli ya, tar anterin dia balik juga.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.E...... (GxG) (COMPLETED)
RomanceI can love you for four days Spring, summer, autum, winter! Maybe three days Yesterday, today, tomorrow! How about two days? Day and night! One day is enough! EVERYDAY!. Gue tunggu hujad'an disetiap chapter nya yakk 💙