Chapter 9 : Sudden Attack

232 24 2
                                    

Zino selalu berpikir jika dirinya hanyalah seseorang yang disibukkan dengan rencananya sendiri. Dia tidak pernah berpikir akan terbuka dan berteman dengan yang lainnya.

Apalagi sampai mencari masalah dan ujung-ujungnya, dia harus berurusan dengan mahasiswa lainnya.

Tapi kali ini, entah dia harus menyalahkan Joshua atau tidak, karena kini dirinya terjebak di toilet bersama dengan orang yang waktu itu menghajar Joshua. Dia dengan tubuh yang kecil seperti ini, tidak mungkin bisa menang melawan laki-laki di depannya yang tubuhnya dua kali lipat dirinya.

" A-ada apa ya?" tanya Zino, berusaha menyelesaikannya dengan baik-baik.

" Kau temannya Joshua kan?!"

Zino terkejut begitu suaranya menggema di toilet. Dia hanya mengangguk, berharap masalah segera selesai. Namun, tubuhnya didorong hingga menabrak wastafel. Menyebabkan sakit di sekitar punggungnya.

" Beritahu temanmu, jangan pernah dekati kekasihku! Kalian hanya dari keluarga biasa saja, beraninya berurusan denganku!"

Zino menatapnya tidak percaya. Mana mungkin Joshua mendekati seseorang yang sudah mendekati kekasih. Lagipula, tujuan laki-laki itu kesini hanyalah untuk membantunya.

Bukan berurusan dengan kekasih dari laki-laki ini.

Zino melirik nametag yang ada di dada bagian kiri laki-laki itu. Richard Miller. Jadi, dia dari keluarga Miller. Yang berarti, laki-laki ini punya hubungan dengan Sean.

" Joshua tidak pernah merebut kekasih seseorang. Kurasa kau hanya salah paham. Coba tanyakan pada kekasihmu, apa yang Joshua lakukan" ucap Zino.

Bukannya membaik, Zino justru menerima pukulan di pipinya oleh laki-laki itu. Dia terjatuh dan langsung menatap tajam Richard yang tampak marah.

" Dia merebut kekasihku!! Kau mau membelanya?!"

Zino tidak percaya ada mahasiswa seperti ini di akademi terbaik di negara Fortissi. Apakah mereka bersekolah disini hanya untuk pamer saja? Atau untuk mencari kekasih?

" Dengar ya, aku mengenal Joshua lebih dari siapapun. Dan dia bukanlah orang yang akan melakukan itu. Dia kesini untuk belajar, bukan untuk-"

" Jadi kau bilang ini salahku?! Ini salahku hingga Sheila meninggalkanku dan memilih Joshua?! Iya?!"

Wah, Zino jadi tidak bisa berkata-kata. Kenapa kini dia harus berurusan dengan hal-hal seperti ini? Padahal tujuannya kesini hanya untuk mencari tahu soal orang tuanya.

" Aku akan memberinya peringatan lewat dirimu," ucap Richard.

Zino merapatkan kedua tangannya di depan wajahnya, melindungi kepalanya agar tidak terluka. Setidaknya dia harus melindungi kepalanya, walaupun harus melukai badannya. Dia bisa saja menggunakan kekuatannya kalau diperbolehkan. Sayangnya, selama jam sekolah pagi dilarang menggunakan kekuatan kecuali diperbolehkan oleh guru yang mengajar.

Belum sempat Richard melayangkan pukulannya, terdengar suara berisik dari luar toilet. Tidak lama, pintu toilet dibuka paksa oleh seseorang.

Sean Miller.

" Sean,"

Sean melirik Zino yang ada di lantai toilet, terluka di sudut bibirnya. Dia menatap Richard yang ketakutan melihatnya. Tentu saja. Siapa yang tidak takut melihat Sean?

" Kau berulah lagi. Kau tahu kan ini sudah peringatan keberapa?" tanya Sean.

" A-aku hanya-"

" Dan kali ini kau berurusan langsung denganku. Zino temanku, dan kau melukainya" potong Sean dengan nada marah.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang