Chapter 29 : About Them

149 27 3
                                    

" Berisik sekali. Ailey, suruh temanmu diam atau aku sendiri yang membuatnya tidak bisa berbicara,"

Mereka langsung diam kala Zidan angkat bicara. Sepertinya laki-laki mungil itu mulai muak dengan perdebatan antara Joshua dan 3 orang perempuan itu.

" Aku tidak salah apa-apa, Zidan. Dia yang mulai dul-"

" Joshua melindungi privasi Sean. Kau? Kau mau apa dengan semua informasi itu?"

Ucapan Ailey dengan nada yang sengaja dibuat memelas langsung dipotong dengan tajam oleh Zidan. Hal itu membuatnya langsung diam dan terkejut. Terkejut karena Zidan membela Joshua, padahal biasanya orang-orang akan menuruti apa yang dia katakan karena keluarganya memiliki tempat yang lebih tinggi di keluarga Nicolov.

Dia lupa kalau Zidan tidak pernah patuh pada siapapun.

" Sudah dengar perkataan Kak Zidan kan? Jadi pilih, makan disini tapi diam atau pergi saja dan lanjutkan acara menggosip kalian," ucap Dylan.

Daripada semakin malu, mereka pun pindah ke meja lain setelah sebelumnya menatap tajam kearah Joshua yang bahkan tidak memperhatikan mereka. Dia sibuk dengan ponselnya tanpa peduli apa yang terjadi.

" Haishh, mereka menyebalkan sekali," ucap Dylan.

" Sudahlah, lanjutkan makanmu. Nanti keburu jam istirahat kita selesai," ucap Zino.

David melirik Sean yang masih makan dengan tenang di sebelah William. Ada rasa tidak enak karena bagaimanapun, Ailey dari keluarga Nicolov. Dan dia mengganggu Sean yang orang-orang tahu sebagai si Pangeran dari keluarga Miller.

" Sean, maafkan Ailey ya? Dia sudah mengganggumu barusan," ucap David.

" Buat apa kau yang minta maaf? Kan dia yang salah," tanya Zidan merasa aneh dengan David.

" Kan dia dari Nicolov juga. Aku tidak enak karena keluarga kita justru mengganggu Sean," ucap David.

" Suruh dia yang minta maaf. Jangan kau wakilkan lagi, dia keenakan," ucap Zidan.

" Tidak apa-apa, kau tidak perlu minta maaf," ucap Sean tanpa menatap David.

Zino rasa, semuanya kecuali William pasti terkejut mendengar ucapan Sean. Selama ini mereka hanya tahu kalau Sean itu dingin dan tampak tidak berperasaan. Bahkan mereka mungkin takut untuk sekedar menyapa Sean.

Dan kini pandangan mereka terhadap Sean berubah.

***

" Bisa-bisanya kita malah mengetahui hal ini,"

" Tapi bisa saja kan ada yang disembunyikan? Apa mungkin Kepala Sekolah adalah penyusup?"

Lengan Stefan langsung dipukul oleh Marcello, temannya yang bersamanya dan Vincent saat itu. Dia tidak bisa mengaduh dengan kencang, karena mereka berdiri tepat di dekat ruang guru.

" Kenapa memukulku sih?" tanya Stefan kesal.

" Siapa suruh berpikir yang aneh-aneh? Mana mungkin Kepala Sekolah penyusup. Dia bagian dari 10 keluarga besar," ucap Marcello.

' Tapi kurasa justru 10 keluarga besar lah yang mencurigakan,' batin Vincent yang hanya memperhatikan perdebatan dua temannya itu.

Sebenarnya, ketiganya tadi sedang melangkah menuju ruang latihan fisik untuk menghabiskan waktu istirahat mereka disana. Sekedar latihan, karena mereka merasa kurang saat bertarung waktu itu.

Tapi mereka justru menemukan fakta mengejutkan saat melewati ruang kepala sekolah dan ruang guru. Semua itu berawal dari celetukan Marcello soal bedanya ukuran ruang Kepala Sekolah.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang