Chapter 21 : Kidnapping

166 23 0
                                    

Tim 17 sudah mulai berpencar setelah istirahat mereka selesai. Tanpa pembentukan tim kecil, mereka sudah bergerak dengan teman dekat mereka masing-masing. Contohnya, Zino dan Joshua yang sudah mencari bunga Laverie bersama.

" Disini agak menyeramkan ya. Berbahaya juga untuk manusia biasa yang kesini," ujar Zino saat melihat sekeliling mereka yang tanahnya tidak rata untuk diinjak. Ditambah banyaknya semak-semak yang mempersulit pergerakan.

" Kau hati-hati. Jangan sampai jatuh lagi seperti kemarin di Halachite," ucap Joshua yang dibalas cibiran oleh Zino karena Joshua terkesan menyindirnya.

Kemudian mereka sama-sama diam dan fokus dalam mencari bunga Laverie. Dalam diamnya, Zino berpikir untuk meminta pendapat Joshua tentang menjadikan anggota tim 17 menjadi temannya.

' Tidak ada salahnya kan berteman dengan mereka?' batin Zino.

" Joshua,"

" Hm?"

" Apa pendapatmu tentang anggota tim kita?"

Gerakan Joshua yang tengah mencari di sekitar semak-semak langsung terhenti. Laki-laki itu menoleh dan menatap Zino yang juga tengah menatapnya.

" Kenapa kau bertanya?" tanya balik Joshua.

" Jawab saja. Apakah kau nyaman berada diantara mereka?"

" Tidak. Kau tahu itu dengan jelas," sahut Joshua langsung.

" Tapi kenapa? Mereka kan hanya kebetulan lahir di keluarga elit. Bukan mereka yang melakukan kejahatan seperti yang kau katakan," ucap Zino tidak paham.

" Tapi mungkin mereka akan menjadi seperti itu. Sifat seseorang berasal dari keturunan dan lingkungan sekitarnya. Kalau kau adalah turunan dari orang tua yang jahat dan di lingkunganmu tidak ada yang mengajarkan tentang hal-hal yang menyangkut kebaikan, bagaimana bisa seseorang kau katakan tidak akan menjadi sama seperti orang tuanya?"

Ucapan Joshua membuat Zino terdiam. Dia tidak bisa mengelak kalau yang dikatakan Joshua ada benarnya. Orang-orang seperti Sean, William, dan mereka yang lahir dari 10 keluarga besar, tentu saja menghabiskan waktu lebih banyak di lingkungan keluarga mereka. Ditambah lingkungan pendidikan tempat mereka belajar pastilah berbeda dengan apa yang selama ini Zino dan Joshua lalui.

" Tapi kan-"

" Zino, kau boleh mempercayai mereka. Kau boleh berteman dengan mereka, aku tidak keberatan. Tapi jangan seret aku untuk ikut bergabung. Aku tidak akan berkata sinis atau apapun, tapi jangan minta aku untuk percaya pada mereka," ucap Joshua.

Zino tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tahu yang dilakukan Joshua adalah untuk melindunginya. Joshua berkata seperti itu artinya Joshua tahu kalau Zino ingin berteman dengan anggota tim 17 dan berusaha mempercayai mereka.

" Setidaknya cobalah percaya pada satu orang selain aku," ucap Zino.

Joshua menghela napas. Kegiatan mereka mencari bunga Laverie berganti menjadi kegiatan Zino yang menceramahinya dan memintanya membuka hati untuk anggota tim 17.

" Ya, oke. Aku akan coba percaya pada Dylan dan David," ucap Joshua.

Zino tersenyum senang mendengarnya. Mungkin karena Joshua satu kamar dengan David, jadi Joshua tahu betul David sedikit berbeda dari orang-orang yang lahir di keluarga elit.

" Sudah kan? Ayo cepat cari. Kau tidak kuat dingin ya, Zino"

***

Beberapa jam mencari, semuanya masih sama saja. Tidak ada yang menemukan bunga Laverie, dan untungnya tidak ada bahaya yang menghampiri mereka.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang