Chapter 38 : Flashback

128 18 0
                                    

" Dimana Ayah dan Ibuku?"

Pertanyaan yang dilontarkan Zino yang kala itu berumur 15 tahun, membuat kedua orang tua Joshua, Anna dan Serge, saling bertatapan. Keduanya seperti mengirim sinyal telepati, tentang apa yang sebaiknya dikatakan pada anak remaja di depan mereka ini.

" Mereka sudah meninggal? Kalau begitu, tolong tunjukkan aku makamnya," ucap Zino.

Joshua, laki-laki itu hanya duduk di sofa dengan tenang. Dia tahu kedua orang tuanya menyembunyikan sesuatu perihal orang tua Zino, jadi dia membiarkan temannya itu bertanya langsung.

" Sayang, kita tidak bisa ke makamnya. Karena-"

" Dilarang kah? Aku hanya ingin mengunjungi kedua orang tuaku. Apakah salah jika anaknya mengunjungi makam orang tuanya?" tanya Zino kecewa.

Serge menghela napas, lalu memegang kedua bahu Zino. Dia memposisikan dirinya agar sejajar dengan Zino. Dia bisa melihat kerinduan di mata Zino pada sosok kedua orang tuanya.

" Ke makam Ibumu saja ya? Paman akan mengantarkanmu saat ini juga," ucapnya yang membuat Zino tersenyum senang.

" Benarkah? Kalau begitu aku siap-siap dulu. Terima kasih, Paman," ucap Zino yang kemudian melesat ke kamarnya.

Joshua mendekat kala Zino sudah masuk kamar. Dia menatap kedua orang tuanya dengan tatapan curiga. Tentu saja dia sudah cukup besar untuk tahu jika ada sesuatu yang disembunyikan mereka.

" Ada apa dengan orang tua Zino? Ibu dan Ayah seperti menyembunyikan sesuatu," tanya Joshua.

" Tidak ada, memangnya ada apa? Jangan mencurigai kami begitu, Joshua," ucap Serge.

" Aku hanya merasa ada yang kalian sembunyikan. Ini ke makam Ibunya Zino saja kan? Dimana Ayahnya? Masih hidup? Atau sudah tidak ada?" tanya Joshua.

Serge hanya diam, begitupun Anna.

Joshua tersenyum miring," lihat kan? Kalian tidak menjawab. Aku anggap Ayahnya Zino masih ada, tapi tidak bertanggung jawab," ucapnya.

" Tenang, akan aku rahasiakan. Zino akan sedih jika tahu Ayahnya tidak menginginkannya,"

***

" Kau ada misi rahasia tentang Ibumu?"

Zino mengangguk menanggapi pertanyaan Marvel. Tentu saja baik Marvel maupun Dylan sama-sama terkejut dengan ucapan Zino.

" Misi seperti apa, Kak?" tanya Dylan.

" Aku..... Belum bisa memberitahu kalian karena aku sendiri belum yakin. Sejauh yang aku duga, Ibuku bertemu Ayahku disini dan mereka saling menyukai. Dan yang ingin kucari tahu adalah-"

" Siapa Ayahmu ya? Kalau begitu, tanyakan saja pada orang tua Joshua," potong Marvel.

" Kalau saja semudah itu, aku memilih untuk tidak bersusah payah masuk kesini. Mereka tidak mau memberitahuku. Mereka sengaja menyembunyikannya," ucap Zino.

" Joshua tahu? Maksudku, soal siapa Ayahmu," tanya Marvel, yang kini mengabaikan tugasnya. Nanti dia bisa minta punya Zino sebagai imbalan.

" Tidak, Joshua juga tidak tahu makanya dia membantuku disini," ucap Zino.

" Hm..... Sulit ya. Bagaimana cara mencarinya coba?" gumam Marvel.

" Oh! Perpustakaan! Kita bisa melihat buku tahunan murid disini. Pasti ada kan foto orang tua Kak Zino," ucap Dylan.

" Sudah kucoba cari, tapi tidak ada. Dan hanya buku tahunan di tahun itu saja yang tidak ada," ucap Zino.

Ketiganya sama-sama terdiam, mencoba memikirkan alternatif cara untuk menemukan jalan keluar dari semua ini. Tapi rasanya sedikit sulit, mengingat terbatasnya mereka dalam bertindak disini.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang