Chapter 50 : Plan

105 13 4
                                    

" Jadi, kau ingin langsung menyerang 10 keluarga besar? Kau sedikit gila ya, Zino," ujar Marvel.

" Informasi pastinya hanya bisa kudapatkan dari mereka. Jadi aku harus segera bertemu dengan mereka dan setidaknya menyentuh mereka," ucap Zino.

" Tapi itu berbahaya kan? Bawa aku juga, Kak," ucap Dylan yang duduk di sebelah Zino, tidak mau melepaskan diri barang sedikitpun.

Zino tersenyum sembari mengusak rambut Dylan," justru itu akan berbahaya jika aku mengajakmu. Aku bisa berteleportasi lagi kalau terpaksa. Tapi aku tidak bisa membawa orang lain untuk berteleportasi, karena ini bukan kekuatanku," ucapnya.

Sean melirik Zino sekilas sebelum melanjutkan rencana mereka," Zino akan pergi ke para petinggi satu persatu. Lalu kita akan mulai menyebarkan informasi ini, dimulai dari keluarga masing-masing," ucapnya.

William mengangkat tangannya, berniat berucap," Bagaimana dengan yang seperti Jayden atau Kak Neal? Kalau sesuai perkataan Zino barusan, Ayahnya Jayden harusnya tahu soal ini kan?" ucapnya.

Sean baru menyadarinya kala William mengatakannya. Benar juga. Kenapa dia bisa lupa kalau Giovano juga merupakan teman dekat Ibunya Zino?

" Oke, kurasa ada baiknya kita kumpulkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Ibunya Zino. Malvin, bisakah kau menghubungi Ibumu? Joshua juga. Hubungi orang tuamu dan katakan supaya segera berangkat kesini agar besok sudah sampai. William, tolong juga katakan ini pada Ayahnya Jayden," ucap Marvel.

Disela diskusi itu, Zino merenung sendirian. Dia memikirkan banyak hal tentang dirinya. Tentang kekuatan langka di dalam dirinya, tentang Ibunya, tentang musuh diluar bumi, hingga tentang Ayahnya.

Oh ya, bicara soal Ayah.

Siapa Ayahnya?

" Dr. Iskiel, siapa Ayahku?"

Pertanyaan Zino langsung membuat semuanya terdiam. Fokus mereka langsung teralihkan pada sosok laki-laki berambut pirang itu. Beberapa diantara mereka, seperti Stefan dan David langsung menatapnya dengan rasa iba.

Sementara itu, Dr. Iskiel hanya bisa diam. Dia juga tidak tahu soal itu. Bahkan dia mengetahui kabar bahwa Zee hamil saja lewat Ryvia, dan itu sebulan sebelum akhirnya Zee dibunuh oleh 10 keluarga besar.

" Maafkan Saya, tapi Saya sendiri juga tidak tahu siapa Ayahmu. Berita soal Zee hamil, Saya dapatkan dari Ryvia," ucap Iskiel.

Zino menghela napas kecewa, walaupun begitu dia tetap menampilkan senyumnya. Biarlah dia tidak tahu siapa Ayahnya, dia harus fokus pada rencana mereka.

" Apa ada kemungkinan kalau Zino itu anak dari Ibunya dan salah seorang dari makhluk diluar bumi itu?" tanya Vincent.

Semuanya menatap Vincent dengan tatapan sangsi, namun tidak memungkiri kalau mereka jadi kepikiran soal itu. Bisa saja kan ini alasan kenapa ada kekuatan Omniscient?

" Saya tidak tahu, tapi Saya rasa tidak. Karena sejauh ini, selama Saya bersama Zee, tidak ada satupun orang yang dekat dengannya selain kami teman-temannya," ucap Iskiel lagi.

Dr. Iskiel sejujurnya ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu karena tidak adanya bukti nyata. Tapi melihat sikap dan wajah Zino, entah mengapa Dr. Iskiel terpikirkan seseorang.

" Sejujurnya, Saya terpikirkan seseorang yang mirip denganmu dari segi wajah dan sikapnya," ucap Iskiel, yang berhasil membuat mereka menoleh.

" Siapa? Tidak apa-apa kalau belum pasti. Aku hanya ingin tahu saja siapa kira-kira Ayahku. Selama ini aku tidak pernah tahu siapa Ayahku, aku hanya berharap dia masih hidup," ucap Zino, sangat berharap.

Iskiel mendekat," namanya Giovano. Saat ini dia adalah salah satu anggota keluarga Rodriguez dan memiliki seorang anak yang seumuran denganmu," ucapnya.

William yang mendengar nama itu disebut, langsung membulatkan matanya. Seketika dia teringat kala dirinya pernah mengatakan pada Sean kalau Zino itu memiliki kemiripan dengan salah satu sepupunya.

" Anak itu bernama Jayden Rodriguez,"

Semuanya terdiam dengan keterkejutan mereka. Bahkan Marvel dan Stefan sampai melongo dibuatnya. Ini adalah sesuatu yang sangat tidak mereka duga.

" Tunggu! Jayden? Sungguh? Jadi Zino dan Jayden bersaudara?" tanya Stefan, masih tidak percaya.

" Saya tidak mengatakan ini pasti. Hanya saja..... Sikap dan wajah Giovano mirip dengan Zino. Kita perlu melakukan tes DNA untuk memastikan kebenarannya," ucap Iskiel.

William yang tadinya bersandar di dinding pun segera bergabung," kurasa memang iya. Saat pertama kali melihat Zino, aku merasa dia mirip dengan Jayden. Jadi aku pernah berpikir kalau Zino ini salah satu keluarga Rodriguez juga," ucapnya.

Sungguh hal yang tidak terduga.

Zino bahkan sampai tidak bisa berkata-kata. Dia niatnya hanya ingin tahu kira-kira siapakah Ayahnya. Tapi dia justru dikejutkan dengan kemungkinan bahwa dirinya adalah anak dari salah satu anggota keluarga Rodriguez.

" Giovano Rodriguez itu..... Apa dia termasuk orang yang tahu soal ini semua? Kalau iya, ayo ajak dia untuk menjadi sekutu kita," ucap Justin.

Sean mengangguk," ayo bagi tim. Zino akan ke petinggi 10 keluarga besar. Joshua, Malvin, kalian hubungi orang tua kalian dan minta mereka kemari secepatnya. Aku, William, dan Vincent akan ke Rodriguez bersama Neal dan Jayden. Kami akan menemui Paman Giovano," ucapnya.

" Lalu sisanya, usahakan cari informasi sebanyak mungkin. Kalian bisa kunjungi perpustakaan kota, ruang arsip di rumah kalian, atau dimanapun itu. Informasinya harus berkaitan dengan kekuatan Omniscient. Itu saja," lanjut Sean.

Mereka pun bergerak cepat untuk melakukan hal yang mereka bisa. Tim yang mencari informasi, bahkan sudah mulai menandai dimana saja kemungkinan sumber informasi berada.

Disisi lain, Zino justru hanya berdiam diri saja. Dia tampak tenang, tidak terusik oleh teman-teman satu timnya yang mulai sibuk. Dia seolah menunggu waktu yang tepat untuk bergerak.

" Kau menunggu apa?" tanya Hexel, yang kebetulan tengah berada di dekat Zino.

" Aku sedang menunggu waktu yang tetap. Para petinggi pasti sebentar lagi akan berkumpul dan berdiskusi soal William. Saat itu tiba, aku akan berteleportasi kesana. Jadi aku tidak perlu repot-repot menghampiri mereka satu persatu," jelas Zino.

Hexel langsung terkagum mendengarnya, seketika merasa iri dengan kekuatan Zino. Walaupun tidak ada wujudnya, dan tidak bisa digunakan untuk melukai seseorang, tapi kekuatan ini justru lebih berguna dibanding kekuatan-kekuatan berwujud lainnya.

" Wah, kau hebat sekali," ujar Hexel.

Zino yang tadinya tengah fokus, langsung tertawa begitu mendengar ucapan Hexel. Hexel mengucapkannya dengan begitu polos, tanpa sadar Zino jadinya tertawa.

" Yah, kekuatannya memang sangat hebat. Pantas saja orang-orang itu takut pada kekuatan ini. Tidak digunakan untuk menyerang seseorang, tapi membantu seseorang jika butuh strategi," ucap Zino.

Zino tersenyum kecil, dia memegangi kalung yang sang Ibu berikan padanya melalui perantara Bibi Anna. Kalung yang hingga kini masih ia gunakan. Kalung yang dia jadikan jimat penjaganya.

' Ibu, aku akan menjaga kekuatan ini agar tetap ada. Aku akan menghancurkan kutukannya dan membuat para pemilik kekuatan ini tetap bertahan hidup sampai tua. Aku tidak akan membiarkan pengorbanan Ibu sia-sia,'

Tbc.

Maaf banget ya baru bisa update. Lagi banyak urusan banget karena aku baru pindah kerja juga. Aku masih harus menyesuaikan sama tempat kerja baru juga sih, jadi ada kemungkinan aku hiatus sementara dulu ya. Bukan ke hiatus sih, lebih ke updatenya gak bisa se-sering itu.

Tapi cerita ini pasti aku lanjut. Aku harus selesaikan cerita yang udah aku mulai. Ini gak mungkin aku gantung, walaupun berakhirnya kapan juga aku belum tahu.

Thank you buat yang masih setia baca ini. Tanpa kalian, aku mungkin gak akan ada motivasi buat publish chapter ini. Dan cerita ini pasti akan aku gantung gitu aja.

So, ditunggu ya kelanjutannya. Semoga secepatnya bisa aku update lagi.

Sampai ketemu di chapter berikutnya~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang