Chapter 10 : Earthquake(?)

202 22 0
                                    

20 menit sebelumnya.

David baru saja selesai dari toilet, dan hendak melangkah ke kelas. Namun entah kenapa, pikirannya seperti kosong dan membuatnya melangkah menuju atap gedung utama.

David tersentak kala dirinya sudah tiba di atap. Dia tidak ingat dirinya melangkah kesini sama sekali. Yang dia ingat, dia ingin ke kelas karena Dylan menunggunya.

" Apa yang kulakukan disini?" gumamnya.

Merasa tidak ada yang aneh, David pun berniat untuk turun dan kembali ke kelas. Sebelum akhirnya dia mendengar suara tawa seseorang dari tempatnya berdiri. Dia spontan berbalik dan menajamkan pendengarannya.

" Siapa?!"

David memperhatikan sekitarnya, mencari siapa pemilik suara tawa tersebut. Lalu dari sisi kanannya, dia melihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan topeng emas yang menutupi sebagian wajahnya, melangkah mendekatinya.

" Wah, sang Dewa Perang ya"

David mundur beberapa langkah dengan mata yang masih menatap lekat-lekat sosok itu. Dia memperhatikan gerak-gerik seseorang di depannya yang dia duga adalah laki-laki.

" Beritahu aku, dimanakah anak sang Putri Serba Tahu?" tanyanya.

' Putri Serba Tahu? Apa maksud perkataannya?' batin David.

" Aku tahu pun, tidak akan kuberitahu padamu" ucap David yang masih tidak paham kata-kata yang dikeluarkan oleh pria di depannya.

" Dasar makhluk menyebalkan. Kalau tidak mengingat perintah yang diberikan, aku sudah membunuhmu sejak tadi"

David berusaha bergerak secara perlahan supaya dirinya bisa sampai ke tangga turun ke bawah. Dia harus melaporkan hal ini pada anggota PEMA, atau setidaknya dia bisa katakan ini pada Zidan.

" Oh, mau kabur ya? Kau pikir kau bisa pergi dari sini dan mengatakan keberadaanku? Jangan harap"

Setelah mengatakannya, pria itu langsung melempar sebuah bola api kearah David. Tentu saja David langsung menghindar, walaupun di serangan kedua bola api itu mengenainya.

" Ukh!"

Seragam bagian lengannya terbakar habis, bahkan hingga mengenai lengannya langsung. Dia menatap tajam pria di depannya yang justru tersenyum penuh kemenangan.

" Aku tanya sekali lagi. Kalau kau menjawabnya, maka aku akan membebaskanmu"

" Dimana anak Putri Serba Tahu?"

David berusaha memikirkan jalan keluar yang dia miliki. Namun setelah dipikirkan kembali, hanya ada satu cara supaya semuanya selamat dan dia sudah memikirkan matang-matang keputusannya.

" Hei, kau pikir aku akan memberitahumu? Lebih baik aku mati daripada mengatakan yang sejujurnya" ucap David dengan senyum mengejek.

" Dasar tidak tahu diri! Mati saja kau!"

Ini kedua kalinya, bukan?

David merasakan dejavu. Ini mengingatkannya pada saat dirinya diselamatkan oleh Zino. Saat itu juga dia hampir mati jika bukan karena Zino.

' Apakah kali ini aku akan benar-benar mati? Ah, aku masih muda sekali. Masih banyak yang ingin kulakukan'

David berharap sosok Zino kembali menyelamatkannya. Atau siapapun itu. Dia berharap ada yang cukup kuat untuk menyelamatkannya kali ini, walaupun dia tahu tidak ada orang di atap saat ini.

" Akan kubakar kau sampai hangus!"

David tersentak saat tubuhnya ditarik begitu saja oleh seseorang. Lalu saat dia sadar, dia sudah berada di gedung olahraga. Tepatnya di dekat gudang penyimpanan. Dan dia tidak sendirian.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang