" Sudah kubilang jangan bertindak sendirian! Kalau kau kenapa-napa, aku harus bagaimana coba?!"
Zino sedikit meringis mendengar ucapan Joshua. Sebenarnya, mengatakan pada Sean segala hal yang dia ketahui memang pernah dia katakan pada Joshua. Tapi untuk membawa Justin dan Malvin hingga keduanya mengetahui segalanya soal dirinya, tidak masuk hitungan.
" Maaf ya? Aku hanya merasa mereka berdua bisa membantu. Lagipula, sepertinya akan banyak informasi yang kudapatkan dari mereka," ucap Zino.
" Ya tapi- aishh..... Menyebalkan sekali. Katakan, berapa orang yang sudah tahu rahasiamu?" tanya Joshua sembari melirik beberapa orang di kamar asrama Zino dan tiga temannya yang lain.
" Sean, Justin, Malvin..... Hanya mereka bertiga yang tahu soal kekuatanku. Tapi soal Ibuku..... Dylan dan Marvel juga tahu," ucap Zino.
" Astaga..... Berapa banyak orang yang ingin kau libatkan? Semakin banyak yang tahu, itu akan membahayakan dirimu," ucap Joshua.
Sean memperhatikan keduanya. Setelah mengetahui beberapa hal dari Zino, Sean sekarang paham mengapa Joshua tampak sangat possesif pada Zino. Tentu saja Sean akan begitu juga apabila mengetahui temannya memiliki kekuatan langka yang hanya dimiliki 1 orang di dunia tiap 20 tahun sekali.
" Tidak, Joshua. Ada sesuatu yang belum kuberitahu padamu dan itu sungguh berbahaya. Aku ingin membuat aliansi, karena tahu aku tidak bisa menghadapinya sendirian maupun hanya berdua denganmu," ucap Zino.
" Dan melibatkan orang lain?"
Zino terdiam. Dia melirik sekelilingnya, ada para anggota tim 17.
" Zino, aku tidak tahu dan mungkin tidak akan paham kenapa kau bersikeras ingin membuat aliansi. Tapi kau tahu kan ini masalah pribadi? Dan kalau kau bilang ini sangat berbahaya, kenapa harus melibatkan orang lain?" tanya Joshua.
Ah, Joshua benar.
Zino tidak bisa melibatkan orang lain dalam masalahnya. Ini hanya masalahnya sendiri. Hanya soal dirinya, masa lalu orang tuanya, dan takdir yang akan menghampirinya sebagai pemilik kekuatan omniscient yang masih hidup.
" Kau benar, ini masalahku," ucap Zino.
Disana, di dalam kamar yang ditempati Zino, Dylan, Sean, dan Marvel, mereka hanya bisa memperhatikan perdebatan antara Zino dan Joshua. Mereka hanya diam karena tidak tahu alasan mengapa Zino mengumpulkan mereka.
" Maafkan aku karena hampir saja berniat melibatkan kalian. Joshua benar, ini masalahku," ucap Zino sembari menghadap teman-teman satu timnya.
" Aku tidak apa-apa jika membantumu," ucap Justin, saat menyadari raut wajah Zino yang berubah sendu.
" Terima kasih Justin, tapi aku tidak mau melibatkan kalian," ucap Zino.
Laki-laki itu mengambil liontin pemberian orang tuanya, lalu mengambil buku William yang tadi dia ambil dari kamar laki-laki itu. Dia tersenyum sekilas pada mereka, sebelum mendekati pintu.
" Aku akan mengurusnya sendiri, karena ini masalahku. Jadi..... Joshua, kau juga diam disini," ucapnya.
Joshua tentu saja terkejut. Bukan itu maksud dari perkataannya. Dia tidak mau orang lain terlibat, bukan berarti dia juga ikut tidak terlibat. Dia akan tetap membantu Zino.
" Tunggu, aku kan-"
" Kau juga termasuk. Aku tidak mau kau juga terlibat dalam bahaya hanya karena aku," potong Zino.
" Tidak! Tunggu, aku pengecualian. Aku sudah bilang kan kalau aku akan membantumu?" ucap Joshua, berusaha menahan Zino.
" Justin juga barusan. Tapi kutolak kan? Kau juga. Ini akan kuhadapi sendiri," ucap Zino.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fighter
FanficNegara Fortissi, negara baru yang terbentuk setelah meteor superpower menghantam bumi. Negara damai yang banyak dijadikan tempat wisata bagi turis asing. Namun, siapa yang sangka jika dibalik keindahan dan kedamaian di negara itu, tersimpan sebuah r...