Chapter 17 : Halachite (2)

174 21 2
                                    

Zino tidak bisa tidur.

Padahal di sebelahnya, Joshua sudah terlelap dengan wajah damai dan jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Entah karena hal apa, dia yang biasanya bisa tidur dimana saja merasa tidak nyaman tidur saat ini.

Jadilah dia memutuskan untuk keluar dan berjalan-jalan sejenak di sekitar penginapan. Lagipula, lampu-lampu disana masih menyala jadi dia tidak perlu merasa takut.

Niatnya hanya jalan-jalan sebentar dan segera kembali ke kamarnya karena khawatir Joshua terbangun dan mencarinya. Namun niatnya dia batalkan kala melihat Justin duduk sendirian di sebuah kursi panjang yang tersedia disana.

Zino juga sebenarnya tidak ada niatan untuk menghampiri laki-laki yang berprofesi sebagai model itu. Hanya saja, kakinya bergerak sendiri dan tanpa dia sadari dia sudah berdiri di sebelah Justin.

" Eh? Zino? Sedang apa di luar malam-malam?" tanya Justin sedikit terkejut.

" Hanya..... Mencari udara segar. Aku tidak bisa tidur," sahut Zino canggung. Mau bagaimanapun, dia tidak sering mengobrol dengan Justin.

" Oh, sama kalau begitu. Duduk disini saja," tawar Justin.

Zino duduk di sebelah Justin yang kini tengah menatap langit. Dia memperhatikan laki-laki di sebelahnya, yang kalau dilihat dari dekat sungguh mempesona kaum wanita. Wajar saja jika dia menjadi model.

" Justin, sejak kapan kau menjadi model dan aktor?" tanya Zino, berusaha memulai obrolan.

" Eh? Hmm..... Sekitar umur 6 tahun? Aku tidak ingat, yang pasti aku masih kecil," ucap Justin, mengingat masa kecilnya yang jauh dari kata indah.

Keluarganya dan keluarga Laurent adalah keluarga kelas menengah yang mengabdi pada keluarga Fernandez, salah satu anggota 10 keluarga besar. Tentu saja banyak yang menginginkan posisi ini karena bisa terlibat dengan keluarga kuat di negara Fortissi.

Sayangnya Justin tidak menyukainya. Dia bukannya benci, hanya tidak suka dengan cara mereka memperlakukan orang di luar 10 keluarga besar.

Seperti saat dirinya dipaksa untuk memiliki nilai lebih dalam dirinya saat masih kecil, membuat Justin kecil yang sebenarnya pemalu harus menjadi model. Atau saat Malvin yang terang-terangan mengatakan apa yang tidak dia sukai dari 10 keluarga besar, harus mendapatkan hukuman karena dianggap menjelek-jelekkan nama baik keluarga Fernandez.

Yah, pokoknya masa lalu Justin tidaklah se-menyenangkan itu.

" Berarti sudah lama ya, kau pasti sangat terkenal," ucap Zino.

Justin hanya tertawa canggung mendengarnya. Yah, dia memang cukup terkenal walaupun bukan yang sangat terkenal seperti artis-artis yang sering muncul di TV.

" Kalau kau sudah terkenal, kenapa memilih masuk Fortisse Academy?" tanya Zino, tanpa sadar kalau itu pertanyaan yang sensitif bagi Justin.

Justin tidak akan marah jika ada yang bertanya begitu. Dia hanya merasa kesal dan hanya bisa menghela napas saat pertanyaan itu keluar. Kalau saja dia boleh memilih, dia hanya mau menjalani aktivitasnya sebagai murid di Fortisse Academy saja.

" Aku hanya ingin saja, hahaha" tawanya.

Zino tersenyum kecil mendengarnya. Sekali lihat raut wajah Justin, ia bisa tahu kalau Justin memiliki sebuah beban yang tidak bisa dia ungkapkan.

" Kalau Zino? Kenapa kau masuk Fortisse Academy?" tanya balik Justin.

" Hmm..... Banyak alasannya. Tapi alasan paling normal ya karena disitu adalah akademi paling bergengsi dan paling terbaik," ujarnya.

" Ya, kau benar. Semua orang berlomba-lomba untuk masuk akademi itu," sahut Justin.

Tidak seperti yang Zino duga, obrolan mereka menjadi sedikit menyenangkan dan tidak terasa canggung lagi. Zino sepertinya salah paham mengira Justin itu pendiam.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang