Chapter 4 : Roommate

329 28 2
                                    

Zino menatap dengan pandangan tidak percaya saat dirinya masuk ke dalam kamar asramanya. Kenapa dia harus satu kamar dengan laki-laki yang tadi dia temui di tata usaha?

Sedangkan Sean, dia juga sedikit terkejut mendapati sosok Zino yang kini memasuki kamar. Yah, walaupun setelahnya dia langsung berlagak tidak peduli dan sibuk memainkan ponselnya.

" Halo, namaku Dylan Nicolov"

Sapaan pertama untuk Zino, datang dari remaja laki-laki yang sedang merapikan kasurnya. Laki-laki bernama Dylan itu datang dan mengulurkan tangannya kearah Zino.

" Namaku Zino, salam kenal" ucap Zino.

" Kita akan satu kamar sampai lulus, semoga kau betah ya Kak" ucap Dylan.

" Tunggu, Kak? Memangnya umurmu berapa?" tanya Zino.

" 18 tahun"

Zino menatap dengan tatapan terkejut. Jadi Dylan akselerasi setahun? Seberapa pintar dia sampai bisa akselerasi? Apakah memang keluarga Nicolov sepintar ini?

Oh, tunggu.

Zino baru ingat soal berita yang waktu itu dia tonton dengan Joshua. Soal anak dari keluarga Nicolov yang katanya sangat pintar hingga bisa lulus setahun sebelum waktunya.

" Oh iya, aku ingat aku pernah menonton beritanya" gumam Zino.

" Kak?"

" Ah, maaf. Terima kasih sudah menyambutku. Dimana kasur yang akan kutempati?" tanya Zino.

" Kasur yang diatas, tidak apa-apa? Karena yang bawah sudah milik Kak Sean. Aku sudah di tingkat atas kasur yang ini. Di bawahku milik Kak Marvel, orangnya lagi keluar" ucap Dylan.

Zino tidak mungkin minta tukar tempat tidur hanya karena dia tidak suka ada di ranjang tingkat yang sama dengan Sean kan?

" Baiklah, aku pakai yang ini" ucapnya.

Zino merapikan barang-barangnya, dengan mata yang melirik Sean yang juga tengah merapikan barang-barangnya. Mungkin laki-laki itu juga baru sampai di Fortisse Academy.

" Aku keluar sebentar ya," ucap Dylan, sebelum meninggalkan keduanya dalam keheningan.

Zino suka hening, tapi dia tidak suka berada dalam keheningan bersama orang yang tidak dekat dengannya. Apalagi tadi mereka sempat mengalami masalah yang..... Sudahlah, Zino tidak ingin mengingatnya.

" Kenapa kau harus mengurus lagi berkasmu?"

Pertanyaan yang datang dari Sean, membuat Zino menolehkan kepalanya pada laki-laki itu. Sean tidak menatapnya, masih sibuk dengan barang bawaannya. Mungkin itu sekedar basa-basi untuk mengurangi keheningan diantara mereka.

" Aku yatim piatu. Keluarga Kennedy yang mengurusku dan marganya berbeda, jadi berkasku lama diurus" sahut Zino.

" Keluarga siapa?"

" Kennedy," sahut Zino lagi.

" Oh, kau kenal Joshua Kennedy?" tanya Sean yang kini menatap Zino.

" Iya, darimana kau tahu soal Joshua?" tanya balik Zino.

" Dia menolongku waktu itu. Tolong sampaikan terima kasihku padanya. Katakan padanya aku akan membalas kebaikannya" ucap Sean.

Zino menatap Sean tidak percaya. Apakah laki-laki yang terkenal dingin ini baru saja meminta pertolongan padanya? Hanya untuk menyampaikan terima kasih?

" Omong-omong, tadi kudengar kau ingin mengganti kelasmu. Kenapa kau tidak mau di kelas khusus?" tanya Zino.

Kelas khusus atau yang bernama kelas Bulan adalah kelas yang isinya murid-murid berprestasi dan memiliki kuasa di Fortisse Academy. Biasanya, murid di kelas khusus sudah pasti akan masuk PEMA (Perkumpulan Mahasiswa). Zino tadinya ingin masuk kelas khusus karena segala urusannya disini akan lebih mudah, tapi ternyata dia tidak bisa.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang