Chapter 35 : The Party (3)

154 24 7
                                    

Sudah lama tidak ikut dalam pertarungan selain saat di Desa Goldie, membuat tim 17 sedikit kewalahan. Apalagi mereka hanya berlima di tambah Marcello. Dan keadaan aula pesta sangat kacau dengan orang-orang yang berlarian, membuat mereka harus berhati-hati agar tidak salah menyerang.

Joshua berkali-kali berdecak kesal saat dirinya justru terkena serangan karena menahan serangannya saat beberapa orang lewat di depannya. Dia harus bergerak terus agar tidak terkena cairan asam yang dilontarkan musuh.

" Joshua, kurasa kau langsung kearah toilet saja. Biar kami yang urus disini," ucap David saat melihat Joshua yang tampak sudah kesal.

" Disini lebih dibutuhkan dibanding di toilet. Lagipula Sean dan William sudah cukup kuat berdua," sahut Joshua tanpa menatap David.

" Tapi-"

" Bantu aku saja! Kau serang dari arah lain," potong Joshua.

Joshua berdecak kala Sean dan William tidak sampai sesuai dengan waktu yang dia perkirakan. Sepertinya keduanya kini tertahan oleh musuh dan membuat mereka haru melawan dulu sebelum sampai kesini.

Joshua memperhatikan sekitarnya, mencari keberadaan kedua orang tua Marsha. Dia mengeluarkan pelindung dari kekuatan petir yang dia ambil dari Vincent. Tentu saja atas persetujuan yang memiliki kekuatan. Dia juga membuat pelindung menggunakan es milik Zino.

Stefan yang melihat itu hanya bisa kagum pada Joshua. Kekuatan stolen yang dimiliki Joshua sangat berguna di banyak keadaan. Ini seperti memperkuat sebuah kekuatan dua kali lipat karena penggunanya jadi ada dua.

" Joshua, sepertinya musuh kita memiliki penggandaan tubuh. Mereka seperti tidak ada habisnya," ucap Vincent.

Joshua menatap sekitarnya, dimana orang-orang mulai membantu mereka untuk melawan. Vincent ada benarnya, musuh mereka seperti tidak ada habisnya. Mereka terus muncul entah darimana.

" Lebih tepatnya seperti mereka diproduksi lagi," ucap Joshua sembari memperhatikan musuh mereka.

Kalau diingat-ingat, tadi Stefan mengatakan soal para pembunuh yang meminta anggota 10 keluarga besar untuk maju. Itu artinya mereka tidak tahu soal acara ini yang memang mayoritas isinya 10 keluarga besar. Tujuan mereka hanya sang Putri. Dan mereka sepertinya diciptakan seseorang dengan satu perintah saja.

" Kita lupakan soal melawan mereka. Kita harus keatas sekarang, ke Sean dan William. Mereka pasti sudah punya informasi soal ini. Lebih baik kita-" ucapan Joshua terhenti karena dia melihat Sean dan William yang sudah masuk ke dalam dengan tangan yang mulai mengeluarkan kekuatan mereka.

" Sean!" panggil Vincent.

Sean menoleh dan mendapati beberapa orang yang dia kenal ada disana. Dia pun segera mengangguk dan menyerang musuh di sekitarnya. Dia dan William langsung menghabisi banyak musuh.

" Dimana sumbernya?" tanya Joshua kala Sean dan William menghampiri mereka.

" Diatas. Bentuknya seperti lubang hitam, tapi bernyawa. Seperti seseorang yang tubuhnya berupa lubang hitam. Dia terus mengeluarkan pasukan musuh dan tidak bisa bergerak dari sana," ucap Sean.

" Tidak bisa dibunuh?" tanya Joshua yang membuat mereka menoleh ke laki-laki itu.

" Aku coba dengan William. Tapi musuh sudah terlanjur keluar, jadi kami selalu gagal membunuhnya. Aku justru ingin meminta bala bantuan," ucap Sean.

" Tapi kurasa tidak ada yang bisa-" ucapan William langsung dipotong oleh Joshua.

" Aku yang akan membunuhnya. Tunjukkan padaku," ucap Joshua.

Mereka pun keluar dari aula pesta dan menuju lantai atas, setelah sebelumnya mengalahkan musuh yang ada di aula. William memberi perintah langsung pada sebagian besar anggota 10 keluarga besar yang ada disana untuk membantunya.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang