Chapter 25 : Target

149 25 7
                                    

Zino mengerjapkan matanya saat sebuah cahaya mengusiknya. Dia memperhatikan sekitarnya, mendapati dirinya masih di tempat yang sama dengan keadaan yang sama seperti saat dia bangun tadi. Bedanya, kali ini dia melihat Zidan duduk di sebelahnya dengan keadaan pingsan dan tubuh yang diikat ke kursi yang dia duduki.

" Ugh, sakit sekali kepalaku. Pukulannya barusan benar-benar kuat," rintih Zino saat merasakan sakit di kepalanya.

Dia memperhatikan lagi sekitarnya, mencoba mencari cara untuk keluar dari sini. Tapi dia tidak menemukan jalan selain satu pintu yang dia tahu itu adalah satu-satunya jalan keluar. Tapi diluar hanya ada dinding dari tanah yang membuatnya tahu kalau markas ini ada di bawah tanah.

" Zidan, bangun. Kita harus pergi dari sini," bisik Zino, berusaha membangunkan laki-laki di sebelahnya itu.

Butuh sekitar 15 menit Zino membangunkan Zidan, sampai laki-laki bertubuh mungil itu akhirnya sadar dan mengerjapkan matanya. Tepat setelah sadar, Zidan langsung berusaha melepaskan ikatan di tangan dan beberapa bagian tubuhnya.

" Disini ada peredam kekuatan kita, jadi percuma saja kau mengeluarkan kekuatanmu," ucap Zino saat tahu Zidan berusaha mengeluarkan kekuatan telekinesisnya untuk membawa serpihan besi di ujung ruangan.

" Hahh..... Kita harus bagaimana sekarang? Menunggu yang lain hanya buang-buang waktu. Kita harus keluar sendiri," ucap Zidan.

" Aku juga bingung. Pertama-tama, ayo lepaskan tali ini dulu," ucap Zino.

Keduanya sama-sama menggoyangkan tubuh mereka untuk menggerakkan kursi yang mereka duduki. Mereka mendekati besi panjang yang ada di sudut ruangan, sembari berharap tidak ada yang mendengar suara berisik yang mereka ciptakan.

" Oke, aku akan membuka punyaku dulu," ucap Zidan seraya menggosokkan besi itu pada talinya.

" Omong-omong Zidan, apakah kau melihat siapa yang menculikmu?" tanya Zino disela kegiatan keduanya melepaskan tali mereka.

" Tidak, aku dipukul dari belakang. Lalu saat sampai disini, aku hanya ingat mataku ditutup dan aku dihajar oleh mereka," ucap Zidan.

Zino terdiam mendengarnya. Dia ragu untuk memberitahu Zidan soal siapa yang menculik mereka. Walaupun sebenarnya nanti juga Zidan akan tahu siapa dalangnya.

" Zidan,"

" Hm? Aku sedang fokus melepas talinya, katakan saja jika kau ingin mengatakan sesuatu," ucapnya.

" Aku tahu siapa penculik kita,"

***

Tim 2 berhasil menyelinap masuk.

Mereka sekarang sedang berada di ruang kerja Pak Hans, mencoba mencari petunjuk atau apapun itu soal markas rahasia mereka. Untungnya Sean mendapatkan sketsa rumah milik Pak Hans, kalau tidak mereka pasti akan memakan waktu lama untuk mencari ruangan ini.

Jika kalian bertanya soal Yoshua, laki-laki itu sudah diamankan oleh mereka. Yoshua kini tidak sadarkan diri dengan tubuh yang diikat dan mulut yang disumpal. Jangan lupakan peredam kekuatan berukuran kecil yang mereka pasang di baju Yoshua.

" Hanya ada berkas-berkas tentang Desa Goldie. Aku tidak menemukan petunjuk apapun," ucap Dylan.

" Coba cari lagi. Mungkin saja ada di balik sesuatu atau tersembunyi di suatu tempat," ucap David.

Mereka mengelilingi ruangan kerja Pak Hans sekitar setengah jam, namun tidak juga menemukan petunjuk. Bahkan mereka sudah mencoba mendorong lemari atau rak buku, siapa tahu ada jalan di belakang itu.

" Sepertinya tidak ada di ruangan ini. Mau mencoba mencari di ruang lain?" tanya David.

" Iya, ayo. Kita harus secepatnya menemukan petunjuk, sebelum ada yang masuk kesini," ucap William.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang