Beberapa jam sebelumnya
Zino membuka matanya perlahan, setelah sebelumnya dia pejamkan karena tidak mau melihat ekspresi Joshua saat tahu dirinya menggunakan kekuatan laki-laki itu untuk kabur dari pemiliknya. Dia hanya tidak mau niatnya gagal dan berakhir dengan dirinya tetap meminta bantuan laki-laki itu.
" Loh? Kamu ini..... Teman satu timnya Sean dan William kan?"
Zino tersenyum kecil dan sopan, membungkuk sedikit untuk menyapa sosok pria paruh baya di depannya. Zino tahu dirinya tidak bisa apa-apa jika sendirian dan tidak memiliki informasi. Jadi langkah pertamanya adalah mencari informasi dari seseorang yang mungkin tahu beberapa hal tentang semua ini.
" Dr. Iskiel," sapanya.
Iskiel, pria itu tersenyum kecil dan mempersilahkan Zino duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya. Untungnya, dia tengah beristirahat jadi dia bisa menemani Zino berbincang sebentar.
" Ada apa? Maaf sebelumnya, Saya bukannya mau sok sibuk atau bagaimana. Tapi sepertinya kamu cukup paham kalau masuk tanpa persetujuan itu merupakan pelanggaran privasi," ucap Iskiel, masih dengan senyumnya.
" Maafkan aku, Dokter. Aku terburu-buru dan aku berusaha supaya tidak ada yang tahu kalau saat ini aku kesini," ucap Zino tanpa peduli jika dirinya dianggap aneh.
" Oh? Sedang menghindari seseorang? Saya tidak tahu apakah Saya harus membantu atau justru memberitahumu pada anggota PEMA," ucapnya.
" Tidak, aku hanya butuh informasi dan tidak boleh ada yang tahu aku kesini. Termasuk Sean, William, bahkan Joshua sekalipun," ucap Zino.
Iskiel tampak santai, dan seperti tidak berniat memberikan sedikitpun informasi pada Zino. Tentu saja Zino panik walaupun wajahnya tenang dan tidak ada gerakan berarti dari tubuhnya. Tapi dia berusaha tenang dan berharap dia bisa mendapatkan informasi secepatnya.
" Maaf, Dr. Iskiel. Tujuanku kesini ingin mendapatkan informasi secepatnya dan segera bergerak cepat sebelum semuanya terlambat," ucap Zino.
" Ini tentang apa dulu? Saya bisa memberikanmu informasi yang Saya tahu, tapi akan sangat berbahaya apabila informasi ini digunakan sembarangan. Jadi Saya minta maaf kalau Saya tidak bisa-"
" Dr. Iskiel pasti tahu Zee Cooper kan? Aku adalah anaknya,"
Ucapan Zino yang memotong ucapan Iskiel, berhasil membuat pria itu terdiam dengan mulut yang masih terbuka. Dia cukup terkejut dengan fakta yang mungkin satu negara ini tidak ketahui.
" Tunggu, apa? Kamu..... Anak Zee?" tanyanya masih dengan keterkejutan.
" Iya, aku. Aku, Zino Cooper. Satu-satunya keturunan Zee Cooper dan suaminya yang bahkan tidakku ketahui," ucap Zino.
" Tidak mungkin. Zee sudah..... Ini Zee Cooper yang sama? Mungkin nama dan marganya sama dan orangnya berbeda. Tidak mungkin Ibumu-"
" Ibuku sudah meninggal 18 tahun lalu. Aku diasuh keluarga Joshua, keluarga Kennedy di wilayah Celestine agar tidak ada yang tahu," ucap Zino cepat.
Seluruh perkataan yang Zino katakan, berhasil membuat Iskiel terdiam. Pria itu masih berusaha memproses semua informasi mendadak itu, setelah sebelumnya yang dia ketahui bahwa perempuan itu sudah tiada.
" Tujuanku datang kesini untuk informasi, yang artinya aku percaya kalau Dr. Iskiel tidak mungkin membocorkan rahasia ini," ucap Zino lagi, saat melihat pria di depannya masih terdiam.
" Tunggu..... Saya...... Ini tidak bisa dipercaya. Saya lihat sendiri Zee sudah meninggal. Saya bahkan ikut turun ke lokasi kejadian saat bom sihir itu meledak dan-" ucapan Iskiel terhenti, kala dia sadar dia membongkar suatu rahasia yang seharusnya tidak dia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fighter
FanfictionNegara Fortissi, negara baru yang terbentuk setelah meteor superpower menghantam bumi. Negara damai yang banyak dijadikan tempat wisata bagi turis asing. Namun, siapa yang sangka jika dibalik keindahan dan kedamaian di negara itu, tersimpan sebuah r...