Chapter 19 : Zino

171 19 3
                                    

Dari sekian banyaknya kemungkinan dalam pengocokan tadi pagi, kenapa Stefan harus berakhir bersama dengan Joshua? Dan kenapa pula harus berdua?

Suasana di sekitar mereka sangatlah hening, mengingat Joshua sudah membagi tanaman apa saja yang harus dicari masing-masing dari mereka. Sepertinya Joshua mencegah kemungkinan mereka mengobrol tentang tanaman apa saja yang belum di dapat.

Stefan menghembuskan napasnya lelah. Dia bukan lelah secara fisik, tapi secara mental. Dia yang sangat bawel dan terbiasa berbicara ini dipaksa diam dan tidak bisa mengeluarkan bahan obrolan yang biasanya selalu ada di kepalanya.

' Joshua betah sekali diamnya. Kalau aku ajak mengobrol, dia marah tidak ya? Pasti marah ya? Aku kan sudah membuatnya marah kemarin,' batin Stefan.

Stefan pun akhirnya memutuskan untuk tetap diam dan fokus saja pada misi mereka. Nanti saat sudah selesai, dia akan curhat pada Vincent atau mungkin pada Marvel yang akhir-akhir ini sering ia ajak mengobrol.

" Aku sudah selesai. Joshua, tinggal berapa lagi?" tanya Stefan pada akhirnya, karena melihat Joshua yang masih mencari-cari.

" Dua. Kau tunggu saja disana, aku sebentar lagi selesai" ucap Joshua, tanpa mengalihkan pandangannya pada Stefan.

Stefan mengangguk dan memilih duduk di bawah sebuah pohon yang cukup rindang dan dekat dengan tempat Joshua mencari tanaman. Dia memperhatikan Joshua yang tampaknya kesal karena tanaman yang dicari tidak juga ditemukan.

" Mau kubantu? Kita masing-masing bisa mencari satu, jadi lebih cepat" tawar Stefan.

" Tidak usah, ini tugasku"

Stefan mencibir mendengarnya. Sudahlah galak dan menyeramkan, harga dirinya tinggi pula. Padahal Stefan sudah berbaik hati ingin menolong, tapi malah ditolak mentah-mentah.

' Sudahlah, suka-suka dia saja. Ada untungnya juga untukku, bisa beristirahat sebentar. Jarak dari penginapan kesini jauh sekali,' batin Stefan lagi.

Baru beberapa menit beristirahat, mereka dihampiri oleh Justin yang tampak panik dan khawatir. Tentu saja Stefan langsung bangkit dan menghampiri sang aktor itu.

" Ada apa?" tanya Stefan.

" Joshua! Zino, dia-"

" Ada apa dengan Zino?!" tanya Joshua cepat.

" Dia tadi pingsan dan tercebur ke sungai. Lalu-" lagi-lagi, ucapan Justin dipotong.

" Bagaimana keadaannya sekarang?!" tanyanya.

" Dia sudah bangun dan bilangnya baik-baik saja. Tapi aku khawatir dia kenapa-napa, karena sepertinya dia tidak mau bercerita padaku dan Sean. Kau bisa tinggalkan misimu sebentar kan? Tolong cek Zino dulu," ucap Justin.

" Antarkan aku sekarang," ucap Joshua.

Stefan pun ikut, karena mana mau dia ditinggal sendirian dan mencari tanaman itu. Lebih baik tugasnya nanti dilanjutkan saja oleh Joshua.

Mereka dengan tergesa-gesa menuju tempat Zino dan Sean. Sesampainya disana, Joshua segera mendekat kearah Zino dan mengecek tubuhnya.

" Kau baik-baik saja kan? Kenapa bisa tercebur?" tanya Joshua khawatir.

" Aku baik-baik saja. Hanya..... Seperti ada yang menarik kakiku. Tapi sepertinya itu hanya halusinasi, mungkin aku terpeleset" ucap Zino, berusaha mengurangi rasa khawatir Joshua.

" Kau yakin? Bisa saja ada seseorang yang mengendalikan airnya atau ada yang berniat jahat padamu," tanya Joshua sekali lagi.

" Iya, aku yakin. Aku baik-baik saja kok," ucap Zino lagi.

The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang