Setelah mengantarkan Chelsy pulang. Aku kembali ke rumah ku. Aku merebahkan tubuhku yang lelah.
"Kenapa ya selalu Chelsy yang ngerespon gue. Kan gue nawarin Cinta, bukan dia! Akh!" Umpatku lalu meraup wajahku kasar. Akupun bangkit untuk membersihkan diri. Setelahnya, aku memilih bersantai melewati sore yang mendung itu dengan secangkir kopi dan memikirkan cara untuk mendekati Cinta.
"Kalau besok gua jemput gimana yah? Ah Iyah gua ajak berangkat ke sekolah bareng aja." Monolog ku dengan senyum ini terukir.
Waktu memang kalau di tunggu lama, tapi kalau di lewati tak seberapa. Aku tak sabar menanti malam. Malam pun tiba aku sudah bersiap-siap merebahkan tubuh lelahku ke buntalan empuk di kamarku.
Tok tok tok.
"Raka ini mama!"
Suara mama yang bersamaan dengan ketokan pintu itu berhasil
menghentikan niatku untuk merebahkan punggungku. Aku berjalan mendekati daun pintu."Iya ma, bentar."
Aku sambil menarik gagang pintu, menyembullah kepala mama dari baiknya. Aku langsung reflek mundur satu langkah. Wajah kami hanya berjarak sejengkal tangan, membuatku sangat terkejut.
"Hahaha kaget ya? Anak mama ternyata penakut banget sih... Hahaha"
"Mama nih kebiasaan"
Aku kesal karena mama selalu membuat lelucon pada jantung ku.
Resiko punya mama tukang konten.
"Aduh aduh liat ini anak mama penakut banget."
Katanya sambil mempouse hpnya. Dan lagi lagi aku jadi korban konten nya.
"Mama ada apa sih? Hapus ya vidionya"
Aku mencoba merayu wanita yang telah melahirkan ku itu.
"Kamu nggak makan malam dulu?"
Mama malah mengalihkan pembicaraan. Memang emak emak satu ini bikin kesel bawaannya. Ia mengelus rambut ku halus.
"Nggak ma. Raka dah kenyang. Mama istirahat gih."
"Emangnya tadi Raka makan apa kok udah kenyang? Mama tadi ga liat Raka makan siang."
"Raka makan di sekolah mama. Jadi udah kenyang. Mama sekarang istirahat. Mau tak anterin ke kamar sambil ngevlog gitu."
"Enggak ah sayang mana ngevlog nya nunggu papa. Sama kamu ga seru."
Setelah memastikan mama kembali ke kamarnya, aku kembali ke ranjang ku. Mencoba tidur. Tapi mata ini sulit untuk ku pejamkan.
Aku teringat dengan ponselku. Aku meraih nya kemudian membuka galeriku. Aku menghiraukan beberapa pesan itu. Aku mengamati foto yang terpampang penuh di layar ponsel ku. Dia hanya diam tapi mampu membuat hatiku bergetar. Baru saja aku mengenalnya galeriku sudah full dengan fotonya. Itupun aku mengambilkan foto itu secara diam diam.
"Sekarang gue cuma bisa mencuri curi foto lu dari jauh dan tanpa sepengetahuan lu. Mungkin besok atau kapan pun waktunya, ghe bakal bikin kita foto bersama di pelaminan. Eh kok kejauhan yah. Ah bodo amat lah pokoknya gue harus berjuang untuk beruang kutub itu. Ah dia terlalu cantik untuk gue sebut seperti itu. Tunggu gue ya gadis tomboy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not her [On Going]
Teen FictionNamaku Raka, murid baru di SMA NUSABANGSA. Aku berpikir, menjadi murid pindahan akan menyenangkan, tidak ada yang mengenalku sebelumnya, hingga aku mudah berbaur, dan mungkin bisa dapat teman baru. Nyatanya aku masih sangat tidak mahir mencari tema...