Usahakan vote sebelum membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku terbangun kala mendengar ketukan pintu yang di ketuk tanpa jeda. Meski badan terasa remuk, tetap saja ku paksakan tubuh ini untuk berdiri hingga kepalaku terasa pening.
Dengan langkah yang terhuyung, aku melangkah mendekati pintu. Tubuhku di rengkuh erat oleh seseorang setelah pintu itu terbuka."Kamu gak papa? Kenapa kamarnya di kunci?"
Aku tak menjawab pertanyaan dari mama, ku peluk erat tubuh itu.
"Maaf,"
"Maaf," racauku masih memeluk tubuhnya erat. Mama mengelus rambutku halus, kemudian mengurai pelukannya.
"Kita sarapan bersama ya, Sayang. Maafin mama sama papa kemarin ya?"
Aku ingin menolak namun melihat Bang Rafka yang tak ada di meja makan membuatku mengangguk. Aku berusaha menahan rasa pusing yang semakin menjadi, dan berjalan seperti biasanya.
"Kamu sakit?" tanya papa.
"Rak.....,"
"Apa kalau Raka sakit papa peduli? Papa emang peduli, hem? Bukannya cuma Bang Rafka yang papa cariin sebegitunya sampai sampai rela anaknya yang satu lagi pulang kalau Bang Rafka gak ketemu?" bantahku. Papa terlihat ingin mengucapkan sesuatu, namun urung. Papa tiba tiba berdiri dan berjalan cepat ke arah tangga sambil menatap lekat ke arah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not her [On Going]
Teen FictionNamaku Raka, murid baru di SMA NUSABANGSA. Aku berpikir, menjadi murid pindahan akan menyenangkan, tidak ada yang mengenalku sebelumnya, hingga aku mudah berbaur, dan mungkin bisa dapat teman baru. Nyatanya aku masih sangat tidak mahir mencari tema...