8Usahakan vote sebelum membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebuah gerbang besar berhasil membuat laju mobilku terhenti, dari pos satpam seseorang berlari tergopoh menghampiri mobil. Dengan cepat ia membukakan pintu gerbang.
"Tuan! Den Raka pulang, nyonya aden pulang!" teriak Mbak Fiya dari arah depan setelah melihat mobilku mulai memasuki halaman. Bibir ini berkedut, membentuk sebuah senyuman.
Ketika aku keluar dari mobil, papa telah menyambut dengan pelukan hangatnya.
Aku membalas pelukan itu tak kalah eratnya. "Maafin Raka, Pa.""Papa juga minta maaf, Papa janji akan menceritakan semuanya pada Raka nanti," jawab papa sembari mengurai pelukannya, lantas tangan kirinya merangkul bahuku sembari mengacak rambutku asal.
"Mama pasti senang kamu pulang,"
Aku hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum lebar. Sampailah kami di depan pintu kamar. Papa segera membuka pintu itu perlahan, lalu mempersilahkan aku untuk masuk terlebih dahulu.
Dengan degup jantung yang berdebar, aku menghampiri perempuan yang terbaring di atas ranjang. Ada kain kompresan yang menempel pada keningnya. Dengan lembut aku mengambil kain itu, lalu mencium kening itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not her [On Going]
Teen FictionNamaku Raka, murid baru di SMA NUSABANGSA. Aku berpikir, menjadi murid pindahan akan menyenangkan, tidak ada yang mengenalku sebelumnya, hingga aku mudah berbaur, dan mungkin bisa dapat teman baru. Nyatanya aku masih sangat tidak mahir mencari tema...