09. TERLAMBAT

13 2 0
                                    

"Pagi ma,"

Sapaku kepada mama. Perempuan itu tersenyum sembari menyiapkan makanan di meja makan.

"Morning my wife." sapa papa yang langsung merangkul erat pinggang mama. Aku hanya menatap tak suka keromantisan mereka. Bukannya tak menyukai keharmonisan mereka. Tapi apakah gak bisa di pending dulu setelah aku ke sekolah.

"Kenapa sih anak papa murung gitu?"
tanya papa.

"Lagian mama papa gak tau tempat banget sih kalau mesra-mesraan,"

"Makanya Raka, nikah!!!" seloroh papa membuat aku kelilangan nafsu makanku.

"Raka mau sarapan di sekolah aja asslamualaiakum." pamitku sembari melenggang pergi sambil membawa bekalku.

"Loh anak mama marah?"

"Enggak. Raka lagi malas aja jadi nyamuk." kataku yang di tertawai mereka. Mereka melanjutkan sarapannya. Sedangkan aku berangkat menuju ke rumah Cinta.

Mobilku melaju perlahan menuju ke rumah Cinta. Senyumanku terkembang sedari tadi. Akhirnya rumah gadis itu sudah terlihat. Aku memarkirnya mobilku di depan rumah bersamaan dengan pintu rumah yang terbuka lebar. Nampaknya dua gadis itu juga ingin segera berangkat ke sekolah. Aku turun dari mobilku kemudian menghampiri Cinta dan Chelsy.

"Pagi Cin, Chel." sapaku ramah terhadap kedua cewek di depanku itu.

"Pagi ka." jawab Chelsy spontan. Meski yang menjawab bukan orang yang aku mau, aku tetap memaksakan bibirku untuk melengkung.

"Ayo berangkat." ajak Chelsy dengan semangat.

"Nggak bisa. Gua masih ada urusan." elak Cinta cepat. Aku mengernyit. Senyum yang dari tadi terukir itu memudar.

"Urusan apa? Nanti bisa sekalian gua anterin."

"Nggak, nggak perlu, Makasih gua duluan ya Chel," lanjut Cinta kemudian pergi.

"Ka.... Raka... Kaaa," panggil Chelsy sambil menepuk pundakku. Lamunanku buyar kerena tindakannya ini.

Akhirnya kami menuju ke sekolah. Yah rencana ku hari ini gatot, gagal total. Entah terbuat dari apa hati gadis hati itu. Gak luluh luluh juga. Aku menghela nafas panjang.

" Kenapa ka "

Aku hanya menggeleng. Aku menutup telingaku dengan earphone. Sangat malas sekali jika aku harus mendengarkan semua cerita yang keluar dari mulutnya.

Akhirnya gerbang itu terlihat. Setelah gadis itu turun dari mobilku. Aku menyuruhnya untuk ke kelas dahulu. Aku beralasan ada urusan. Males sekali kalau harus ke kelas bareng dengan dia lagi. Sungguh membosankan. Aku segera memarkirnya mobilku.

Setelah mobil itu terpakir. Aku berniat menuju ke kelas. Namun pintu gerbang mulai tertutup dan aku melihat ada seorang gadis yang berlari tergesa menuju gerbang.

"Pak tolong buka dong pak belum juga lima menit."

"Gak ada, makanya jangan telat!"

"Yah pak, pelit amat sih!"

Aku menatapnya mengejek. Bel pertama sudah berdentang. Membuat semua siswa berhamburan menuju lapangan utama untuk melaksanakannya upacara bendera.

Aku segera bersembunyi di belakang mobil ketika pak satpam itu berbalik ke arahku. Setelah pak satpam kembali ke tempatnya. Aku mengendap ngendap menuju ke arah Cinta.

"Ikut gue!"

Kataku berbsisik menyuruh gadis di luar pagar itu mengikuti langkahku.

" Lo gak mau kan di hukum? " kataku mengancamnya dengan menakut-nakutinya dengan hukuman karena sedari tadi malah berdiam di tempat. Terlihat wajahnya takut, kemudian dengan langkah ragu ia mengikuti langkah ku. Aku membawanya ke gerbong samping. Disana gerbangnya pendek dan bisa di panjat.

Not her [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang