42. KENAPA HARUS AKU

6 2 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

A

ku menatap sekilas kedua orang yang duduk di ruang tengah. Melihat tatapan keduanya yang mengikuti kemanapun aku melangkah, membuatku muak dan teringin bersegera meninggalkan keduanya. Aku membelokan langkah ku menuju ke ruang tamu, mengurungkan niatku untuk mengambil minum.

"Rakaa,"

Aku terdiam di tempatku tanpa mau menoleh ataupun sekedar berdehem untuk membalas panggilan dari mama.
Hatiku sudah kepalang kecewa dengannya.

"Duduk sini, mama mau bicara."

Aku mencoba mengatur deru nafasku yang tak beraturan, setelahnya berbalik dan duduk di seberang mereka.

"Mama ma....."

"Iya, Raka paham." selaku kemudian bergegas pergi darisana. Segera aku kembali ke kamar lalu menutup rapat pintu itu, tubuhku meluruh ke bawah, bersender di balik pintu.

"Kenapa harus gue terus yang ngalah?"
gerutuku sambil memukuli kepala. Aku sangat kecewa dengan semua orang yang tak pernah sedikitpun berpihak padaku.

Aku tak menghentikan kegiatanku, walaupun rasa pusing mulai menyerang dan mencoba menghilangkan kesadaranku. Bukannya berhenti aku masih melakukan kegiatan itu hingga kesadaranku benar benar terenggut.

Not her [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang