17. PEDULI

6 2 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mama sudah kembali lagi ke ruangan. Tapi aku berpura-pura tertidur saja.

"Loh teman kamu dimana Chel?"

"Ini baru ngabarin kalau dia pulang duluan Tante. Ada urusan mendadak sepertinya."

Tak lama setelah itu, aku mendengar Chelsy berpamitan pulang. Setelah aku mendengar suara pintu tertutup aku langsung membuka mataku.

"Loh, dah bangun anak mama. Nih makan dulu." titah mama sembari menyerahkan kotak bekal ke arahnya.

"Mama dapat ini dari suster katanya dari seseorang, gak tau deh siapa."
Jelas mama karena melihatku kebingungan.

"Cewek atau cowok ma?"

"Mana mama tahu,"

"Gak guna punya mama." kataku lirih, namun sepertinya masih bisa di tangkap gendang telinga mama. Sontak saja mama melototkan matanya.

"Bilang apa kamu hah? Coba ulangi lagi!"sungutnya garang dengan tangan yang mengepal. Sepertinya ia akan menghabisiku kali ini. Aku memejamkan mataku takut tatkala tangan itu mendekati wajahku.

"Untung sayang.....ummmmm gemesnyaa anakkuuuuu "

Mama mencubit kedua pipiku secara bersamaan. Sontak saja aku mengaduh kesakitan. Pipiku yang sedang bonyok itu tak membuat manusia yang menyandang gelar mamaku itu merasa kasihan.

Not her [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang