25. KHAWATIR

8 2 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Assalamualaikum," salamku sembari membuka pintu utama. Ruang tamu yang luas itu tampak sepi lenggang, tiada siapapun disana.

"Mama!"

"Pa!"

"Bang!"

Karena tidak ada satupun panggilanku yang terjawab, akhirnya aku memutuskan untuk langsung menuju kamar. Pintu terbuka, kedua mata ini langsung tetuju pada seseorang yang terduduk di pojok ruangan. Ia memakai Hoodie hitam yang menutupi kepalanya. Aku menghela nafas panjang kala menyadari siapa di balik hoodie hitam itu.

"Gue kira setan yang mangkal sini!"
gerutuku membuat seseorang itu berbalik.

"Welcome adek kecil."

"Ini kamar gue. Lo datang tanpa di undang, kaya jelangkung!"

"Kayanya jelangkungnya takut deh sama lo."

"Sebahagiamu lah Bang," Jawabku pasrah, capek juga kalau harus meladeninya terus menerus. Aku kemudian meletakkan tas dan meraih handuk  kemudian bergegas ke kamar mandi. Tak sengaja mataku melirik tangan kiri Bang Rafka yang akan memegang laci di meja belajar.

Not her [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang