29. MAIN

8 2 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, anak mama."

Aku tersenyum kemudian menghampirinya dan menyalimi tangannya takzim.

"Ka,"

Merasa terpanggil aku pun mendongak ke atas. Terlihat Bang Rafka sedang berjalan turun dari tangga.

"Hm,"

"Temenin Abang ya?"

"Kemana?"

"Ke........"

"Rakaaaaaa! Bersih-bersih dulu! Habis itu makan! Baru setelah itu boleh keluar!"

"Ah mama, kan Raka cuma ngobrol. Ini juga mau otw ke kamar."

"Cepet!!"

"Iya iya."

Akhirnya aku memutuskan untuk ke kamar dan merebahkan tubuh ke atas kasur empuk. Setelah merasa lebih mendingan aku baru mandi. Setelahnya aku kembali turun ke ruang makan. Disana sudah ada Bang Rafka yang sibuk dengan smartphone nya.

"Mama mana Bang?" tanyaku ketika tak menemukan keberadaan mama. Bang Rafka mengalihkan pandangannya ke arahku.

"Mama keluar. Udah deh cepet makan siang. Temeni Abang."

"Abang dah makan?"

"Udah,"

Aku mengawasi meja makan ini. Tak ada satupun piring kotor di atasnya. Kalau Bang Rafka langsung membereskan piring kotornya itu hal yang mustahil. "Kapan?"

Not her [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang